Banyak orang tidak menyadari bahwa olahraga baik bukan hanya untuk tubuh Anda, tetapi juga untuk psikologis Anda. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat mengurangi gejala gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Psikolog juga merekomendasikannya sebagai tambahan terapi perilaku kognitif (CBT) emas untuk berbagai masalah psikis.
Gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) juga dapat dikurangi dengan olahraga (Powers et al., 2015). Bessel van der Kolk, ahli PTSD, menemukan manfaat dari yoga dalam mengurangi PTSD dalam penelitiannya dan sekarang merekomendasikannya untuk semua kliennya yang mengalami trauma (van der Kolk, et al., 2014).

Banyak orang tidak menyadari bahwa olahraga baik bukan hanya untuk tubuh Anda, tetapi juga untuk psikologis Anda.

Olahraga dapat menjadi obat yang hebat bagi mereka yang sulit diam atau mudah terganggu, karena olahraga juga telah terbukti sangat membantu anak muda mengelola gejala ADHD mereka sepanjang hari. Para peneliti menggabungkan hasil dari beberapa studi ADHD dan menemukan bahwa semakin lama durasi olahraga, semakin besar efeknya (Vysniauske et al., 2020).

Selama saya berpraktek, saya melihat banyak klien yang menderita gejala depresi, ataupun depresi disertai gangguan lain. Jika depresinya parah, saya menjadikan olahraga bagian dari tugas harian, bahkan jika itu hanya berjalan selama 10 menit sehari. Dengan kesabaran, jalan selama 10 menit dapat berkembang menjadi 20 atau 30 menit, atau bahkan berkembang menjadi jogging atau olahraga lain.

Bessel van der Kolk, ahli PTSD, menemukan manfaat dari yoga dalam mengurangi PTSD dalam penelitiannya dan sekarang merekomendasikannya untuk semua kliennya yang mengalami trauma.

Olahraga memang bisa dilakukan sendirian, namun olahraga juga dapat menghubungkan Anda dengan orang lain, yang juga merupakan bagian penting dalam membantu mereka yang sedang depresi. Menghabiskan waktu dengan orang lain adalah alat penting untuk meningkatkan suasana hati yang buruk, dan menggabungkannya dengan olahraga tidak pernah menjadi ide buruk.

Sayangnya kini, olahraga sedang kehilangan gemerlapnya karena peningkatan jumlah orang yang menggunakan gadget online sebagai hiburan. Penelitian menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam olahraga membantu orang mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik, meningkatkan harga diri, membina rasa percaya diri dan meningkatkan kendali diri. Selain itu, orang yang berpartisipasi dalam olahraga memiliki lebih sedikit gejala depresi dan kecemasan .

Sayangnya kini, olahraga sedang kehilangan gemerlapnya karena peningkatan jumlah orang yang menggunakan gadget online sebagai hiburan.

Namun, ada yang perlu diperhatikan. Setiap olahraga yang mengakibatkan pukulan pada kepala tidak baik untuk kesehatan psikologis. Sudah umum diketahui bahwa cedera otak dapat merusak otak dan dapat menjadi penyebab beberapa masalah kesehatan mental yang persisten. Bahkan banyak pemain sepak bola mengalami sindrom pasca cedera, yang dapat menyebabkan perubahan mood atau bahkan pikiran untuk bunuh diri. Demikian pula, bersepeda pun bisa berbahaya jika Anda tidak menggunakan helm.
Jadi gimana? Yuk Berolahraga!

Olahraga memang bisa dilakukan sendirian, namun olahraga juga dapat menghubungkan Anda dengan orang lain, yang juga merupakan bagian penting dalam membantu mereka yang sedang depresi.