Bagaimana jika kita mendekati diri kita sendiri dengan cara yang sama seperti kita mendekati orang lain? Kebaikan adalah mengandalkan kepercayaan mendalam bahwa setiap orang benar-benar berusaha sebaik mungkin. Ini melibatkan memberikan ruang untuk pemahaman bahwa hidup pada dasarnya sulit, dan setiap orang memiliki tingkat kapasitas yang berbeda dalam menunjukkan dirinya. Dengan pemahaman ini, ketika kita bertemu dengan orang lain, kita akan memberikan pengertian serta menjaga perspektif. Ada juga kelembutan dalam kebaikan dengan menyadari bahwa tidak ada yang harus membawa beban dunia sendiri dan bahwa selalu ada orang yang ingin membantu.

Ambillah waktu sejenak untuk merenung. Apakah Anda mendekati diri Anda dengan cara ini? Apakah Anda menyadari bahwa Anda berusaha sebaik mungkin dengan alat dan sumber daya yang Anda miliki, dalam keadaan yang Anda hadapi?

Ambillah waktu sejenak untuk merenung. Apakah Anda mendekati diri Anda dengan cara ini? Apakah Anda menyadari bahwa Anda berusaha sebaik mungkin dengan alat dan sumber daya yang Anda miliki, dalam keadaan yang Anda hadapi? Apakah Anda memberikan diri Anda kelembutan dan kasih sayang yang sama seperti yang Anda berikan kepada teman terdekat yang mengalami kesulitan? Terlalu sering, kita lupa untuk mendekati diri kita dengan cara ini.

Seringkali kita menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri kita sendiri dan menghadapi diri kita dengan penilaian dan kritik ketika kita tidak mencapai harapan kita. Banyak dari kita mencoba untuk menjadi sempurna dan memberikan sedikit ruang untuk kesalahan dalam kehidupan pribadi dan profesional kita. Kita terjebak dalam perangkap “ketika-kemudian,” misalnya kita berkata pada diri sendiri, “Ketika saya menyelesaikan ini, maka saya akan memberikan istirahat pada diri saya.” Sayangnya, istirahat dan perawatan diri tidak pernah datang, dan kita mulai mengabaikan kebutuhan kita sendiri. Kita berpikir bahwa kita harus mengatasi semua kekacauan yang ditawarkan kehidupan sendiri. Namun, ini tidak adil bagi kita dan bagi mereka yang kita pedulikan.

Kita manusia, menjalani pengalaman hidup sepenuhnya manusiawi, dan tidak ada satupun dari kita yang tanpa kesalahan. Kita pasti akan membuat kesalahan, mengalami kemunduran, dan tersandung di sepanjang jalan.

Kenyataannya adalah bahwa kehidupan penuh dengan kekacauan dan kompleks bagi kita semua. Menetapkan standar sempurna ini tidaklah berkelanjutan. Kita manusia, menjalani pengalaman hidup sepenuhnya manusiawi, dan tidak ada satupun dari kita yang tanpa kesalahan. Kita pasti akan membuat kesalahan, mengalami kemunduran, dan tersandung di sepanjang jalan. Kita perlu mendekati diri kita dengan kasih sayang dan pengampunan dalam momen-momen ini dan menemukan cara hidup yang lebih baik.

Belas kasih diri sebagai memperlakukan diri kita sebagaimana kita memperlakukan orang lain yang mengalami penderitaan, kegagalan, atau perasaan tidak memadai. Dalam karya Neff, belas kasih diri melibatkan tiga elemen: kebaikan diri (bersikap lembut dan pengertian pada diri sendiri), kemanusiaan bersama (mengakui bahwa penderitaan dan kemunduran adalah bagian dari pengalaman hidup manusia bersama), dan kesadaran diri (mengamati pikiran dan perasaan kita apa adanya, tanpa menekan atau melebih-lebihkan).

Menurut (Neff 2009), memiliki belas kasih diri terhubung dengan perasaan kebahagiaan, optimisme, dan keterhubungan yang lebih besar, serta penurunan kecemasan, depresi, dan ketakutan akan kegagalan. Juga terbukti bahwa mereka yang menunjukkan belas kasih diri mengalami kesejahteraan dan kepuasan hidup yang lebih besar dibandingkan dengan yang bersikap sangat kritis terhadap diri sendiri.

Mereka yang menunjukkan belas kasih diri mengalami kesejahteraan dan kepuasan hidup yang lebih besar dibandingkan dengan yang bersikap sangat kritis terhadap diri sendiri.

Ada banyak hal yang perlu kita “lupakan” agar kita dapat mulai menjaga diri dan melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan. Pertama, kita harus merasakan dan tahu bahwa kita layak merasa baik. Ketika kita tahu dengan tulus di inti hati kita bahwa kita pantas dijaga, apa adanya, baru kita mulai menunjukkan kebaikan pada diri kita sendiri. Selanjutnya, kita dapat mengambil tindakan untuk tetap baik dan merasa sebaik mungkin.

Betapa berbedanya dunia ini ketika kita berusaha membangun pikiran yang penuh kasih sayang terhadap diri sendiri dan mendekati diri kita dengan kebaikan dan perawatan yang kita butuhkan.

Berikut adalah beberapa cara Anda dapat menunjukkan kebaikan pada diri sendiri, yuk mulai dari sekarang:
Praktik Menggunakan Bahasa yang Lebih Baik: Pikirkan bagaimana Anda akan berbicara dengan seorang teman, orang yang Anda cintai, atau bahkan diri Anda yang lebih muda. Sekarang, pikirkan dialog internal Anda. Kita seringkali menjadi kritikus terburuk bagi diri kita sendiri. Setiap dari kita perlu memeriksa cerita-cerita yang kita ceritakan pada diri sendiri. Jika kita menemukan bahwa cerita-cerita ini merusak diri dan tidak baik, kita bisa merestrukturisasi dan menulis ulang untuk membangun rasa harga diri. Praktik berbicara kepada diri sendiri dengan kata-kata yang positif, mendukung, dan memberi dorongan bisa benar-benar membuat perbedaan dalam cara Anda mendekati diri sendiri dan orang lain. Bersikap lembut pada diri Anda sendiri.

Dasar-dasar yang Dilakukan Dengan Baik: Jaga diri Anda dengan tidur yang cukup, makan sehat, dan mendapatkan gerakan secara teratur. Perhatikan bagaimana Anda merasa ketika Anda merawat tubuh Anda dan memenuhi kebutuhan dasar Anda. Seperti yang dikatakan Jim Rohn, “Jaga tubuh Anda. Itu adalah satu-satunya tempat Anda punya untuk tinggal.”

Beri Izin pada Diri Sendiri untuk Istirahat: Waktu istirahat dan pemulihan penting. Kelelahan yang Anda alami dari hiruk-pikuk kehidupan bukanlah indikasi kesuksesan. Ini adalah tanda bahwa Anda membutuhkan istirahat. Setelah kita me-reset melalui istirahat, kita dapat bekerja untuk mengisi kembali reservoir emosional kita dengan melakukan hal-hal yang membangkitkan kegembiraan, kegembiraan, dan harapan. Usahakan untuk menetapkan batasan yang sehat untuk hidup Anda sehingga Anda dapat tetap baik untuk diri Anda sendiri, dan juga orang lain.

Kita sering mendengar, “Perlakukan orang lain dengan kebaikan,” dan saatnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita juga adalah manusia yang perlu diperlakukan dengan kebaikan. Kita layak mendapatkan kebaikan dan kelembutan yang sama seperti yang kita tunjukkan kepada orang lain.

Mulai untuk bersyukur: Memperhatikan, menghargai, dan mempercayai hal-hal baik dalam hidup kita membuat kita tetap berada dalam saat ini, mengaktifkan banyak hormon bahagia (seperti dopamine, serotonin, dan oksitosin), dan meningkatkan empati dan kasih sayang. Jika kita merasa bersyukur, kita lebih cenderung bertindak dengan baik.

Cobalah sesekali meminta Bantuan: Anda tidak harus membawa beban berat dunia sendiri. Kita bisa menyadari bahwa pengalaman yang kita alami tidak mudah dan meminta bantuan ketika kita membutuhkannya. Ada kekuatan yang luar biasa dalam mendekati diri sendiri dengan cara ini.

Kita sering mendengar, “Perlakukan orang lain dengan kebaikan,” dan saatnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita juga adalah manusia yang perlu diperlakukan dengan kebaikan. Kita layak mendapatkan kebaikan dan kelembutan yang sama seperti yang kita tunjukkan kepada orang lain. Setiap dari kita memiliki kapasitas untuk berprilaku yang memulihkan dan baik. Bahkan, hanya dengan bertanya pada diri sendiri, “Apa yang saya butuhkan sekarang?” atau “Langkah apa yang benar bagi saya?” bisa memberi kita saat refleksi dan belas kasih diri. Mari kita memilih untuk mendekati diri kita dengan kebaikan, bukan hanya ketika kita mengalami kesulitan, tetapi sepanjang waktu. Mari biarkan kebaikan meresap dalam pikiran, kata-kata, dan tindakan kita terhadap diri sendiri dan saksikan bagaimana itu mengalir ke dalam orang-orang di sekitar kita.