Banyak orang mungkin sudah sering mendengar tentang Panic Attacks, orang yang tidak pernah mengalaminya mungkin merasa kesulitan memahami bahwa suatu pengalaman dapat menjadi sangat menakutkan bagi orang lain. Serangan Panic Attack parah tidak hanya berupa perasaan yang kuat mengenai kecemasan, namun terasa sebagai ledakan teror yang diingat otak mengenai berbagai hal buruk dan mengerikan. Panic Attacks juga sering diasosiasikan dengan berbagai sensasi pada tubuh yang sering dianggap reaksi tubuh yang berbahaya bagi yang mengalaminya. Walaupun terbilang relatif umum terjadi, Panic Attacks seringkali tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat. Hal ini mengakibatkan banyak orang mengalami penderitaan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Prinsip Dasar dari Panic Attacks
Pertama dan paling penting untuk diketahui mengenai Panic Attacks tidaklah berbahaya. Panic Attacks terasa berbahaya karena kondisi tersebut berhubungan dengan sistem gawat darurat pada otak kita yang memberitahukan kita bahwa kita sedang berada dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Kedua, Panic Attacks sangat dapat disembuhkan dan berespon sangat baik dengan berbagai psikoterapi. Panic Attacks seringkali muncul seperti masalah fisik yang perlu dibawa ke dokter, sehingga banyak orang berasumsi pengobatan tertentu dapat menyelesaikan masalah secara efektif. Meskipun Panic Attacks dapat muncul pada gangguan yang membutuhkan pengobatan medis, kondisi Panic Attacks sendiri secara umum tidak membutuhkan obat.
Apa sih Sesungguhnya Panic Attacks itu?
Panic Attacks merupakan pengalaman beberapa episode terpisah dari perasaan sangat takut yang biasanya akan memuncak setelah 10 menit dan muncul dalam kondisi tidak adanya situasi berbahaya yang sebenarnya. Berbeda dengan kecemasan, yang mana hal buruknya mungkin terjadi, sedangkan kepanikan biasanya meliputi perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi saat ini. Fokus dari kepanikan bisa sangat luas, tetapi orang yang mengalami Panic Attacks seringkali merasa sangat ketakutan bahwa mereka akan meninggal, akan menjadi gila atau kehilangan kontrol.
Panic Attacks melibatkan persepsi kita tentang bahaya yang sedang terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini mengakibatkan otak menyetel isyarat untuk “melarikan diri” secara refleks. Proses fisiologis yang terjadi ini merupakan proses evolusi untuk keluar dari situasi berbahaya. Ketika proses ini terjadi, maka gejala berikut akan terjadi. Beberapa atau semua dapat dialami ketika Panic Attack berlangsung:
meningkatnya detak jantung, berkeringat berlebihan, gemetaran, nafas terasa pendek atau seperti tercekik, sensasi tersedak, dada terasa sakit atau tidak nyaman, mual, pusing, perasaan tidak nyata bahwa kita seperti terlepas dari diri sendiri, mati rasa atau merasa tergelitik terutama daerah kaki dan tangan atau seputar bibir dan tiba-tiba merasa demam atau panas tinggi ataupun panas dingin.
Walaupun Panic Attacks tidak berbahaya, melihat gejala fisik diatas, tidak sulit sebenarnya untuk memahami mengapa seseorang yang mengalami Panic Attacks percaya bahwa sesuatu yang berbahaya akan terjadi pada diri mereka.
Apa yang Menyebabkan Panic Attacks?
Panic Attacks muncul dalam dua kategori umum: Situasional dan Tak Terduga. Panic Attacks Situasional dipicu oleh skenario tertentu ketika Panic Attacks Tak Terduga datang secara tiba-tiba entah darimana. Sebagai contoh: seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat kuat untuk berbicara di depan orang banyak, dapat mengalami Panic Attacks Situasional sebelum mulai memberikan pidato. Pada seseorang yang mengalami Panic Attacks Tak Terduga akan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi mengapa Panic Attacks muncul.
Bagi yang mengalami Panic Attacks Situasional, memindahkan diri mereka dari situasi yang menakutkan akan dapat menurunkan kecemasan dan mengakhiri Panic Attacks yang dialami. Sayangnya, menghindari situasi menakutkan hanya efektif untuk jangka pendek. Dapat menyebabkan masalah untuk jangka panjang ketika jumlah masalah yang dihindari semakin banyak dan tidak adanya keinginan memberikan kesempatan untuk mempelajari situasi yang sebenarnya aman.
Panic Attacks Tak Terduga, walaupun tampaknya terjadi secara spontan sebenarnya terjadi dari rasa takut yang muncul melalui sensasi tubuh tertentu yang disalahartikan sebagai perasaan sekarat, akan menjadi gila atau kehilangan kontrol diri. Semakin lama didiamkan kondisi ini, orang yang mengalami Panic Attacks Tak Terduga, seringkali mengembangkan ketakutan akan Panic Attacks itu sendiri yang kemudian menganggap sensasi tubuh tadi disebabkan karena kecemasan yang akan memunculkan Panic Attacks dalam waktu dekat. Tipe serangan ini dapat dipahami sebagai Positive-Feedback Loop, yaitu pikiran-pikiran menakutkan dan sensasi kecemasan yang muncul seperti nafas pendek atau detak jantung menjadi cepat memunculkan pemikiran yang menakutkan. Seperti “wah ini seperti awal saya mau Panic Attacks nih”, yang kemudian menyebabkan nafas menjadi semakin pendek atau detak jantung semakin cepat. Membawa pemikiran lain seperti “kondisi saya semakin parah, saya pasti akan mengalami lagi Panic Attacks” yang kemudian memunculkan sensasi kecemasan lainnya dan seterusnya hingga Panic Attacks mencapai puncaknya.
Menghentikan Panic Attacks
Ketika kita dapat mengalahkan kepercayaan kita tentang “hal yang lebih buruk akan terjadi”, kita akan terbebas dari kepanikan itu sendiri. Seseorang dapat menghadapi Panick Attacks yang dialaminya dengan meruntuhkan ramalan diri mereka sendiri tentang hal-hal buruk yang akan terjadi. Pemikiran manusia seringkali mengingat mengenai hal-hal yang belum terjadi atau tidak terjadi seakan-akan terjadi secara berlebihan. Ketika kita bisa mulai melihat kehidupan kita apa adanya dan menerima kondisi tersebut, maka kepanikan akan menurun. Jika anda masih merasa kesulitan memahami Panic Attacks, Psikolog juga dapat membantu anda menangani Panic Attacks yang anda alami melalui berbagai cara konseling yang disesuaikan dengan kondisi Panic Attacks yang dialami serta kondisi orang itu sendiri.