Saat ini, pilihan perangkat, aplikasi dan game online yang dirancang untuk anak-anak dan dipasarkan pada orang tua sepertinya tak ada habisnya. “Hiburan dan pendidikan” elektronik dalam berbagai bentuk, dikemas bahkan untuk bayi. Menurut penelitian, usia rata-rata seorang anak yang mulai menggunakan perangkat layar sentuh sekitar 11 bulan. Jadi tidak mengherankan bila banyak anak menguasai perangkat digital sebelum mereka bisa berbicara, mengikat tali sepatu atau membaca.

Bagi saya, cukup mengejutkan melihat banyak orang tua mengganti buku dan mainan anak dengan ponsel pintar. Banyak orang tua tampaknya tidak melihat hal ini sebagai gangguan. Bahkan tidak sedikit orangtua justru merasa bangga jika anaknya terlihat lihai menggunakan teknologi melalui perangkat semahal mungkin. Sudah mulai banyak penelitian yang menunjukkan kehadiran teknologi cerdas di kehidupan anak-anak, hasilnya masih bervariasi. Namun tidak terbantahkan dampaknya pada perkembangan anak di segala usia, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan mereka.

Dari segi perkembangan dan pembelajaran di kalangan anak dan remaja, tidak ada yang dapat menggantikan percakapan, membaca buku, bermain secara langsung atau sesederhana berpegangan tangan. Saat pengembang IT berupaya menciptakan aplikasi yang meningkatkan pembelajaran bagi anak, penting untuk diperhatikan bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun penelitian untuk menunjukkan manfaat nyata teknologi bagi balita hingga remaja, sehingga efek buruknya dapat lebih ditekan. Keterlibatan orang tua sangat penting disini. Interaksi anak dengan keluarga inti penting untuk perkembangan kesehatan mental. Anak-anak perlu membangun kemampuan memahami diri sendiri, dan pengalaman pertama yang paling kuat adalah yang berhubungan dengan orang tuanya. Termasuk kebiasaan kita dengan teknologi yang kita gunakan maupun cara kita menggunakan teknologi tersebut, karena begitu banyak anak sudah menganggap mereka harus bersaing dengan telepon genggam untuk mendapatkan perhatian orang tua ketika orangtua menggunakan perangkat layar sentuhnya.

Orangtua perlu menyadari pentingnya pengalaman secara langsung untuk pembelajaran anak di masa awal kehidupan mereka. Teknologi, seperti tablet atau perangkat layar lainnya, tidak memungkinkan pengembangan bahasa atau untuk memperluas kemampuan anak bersikap sopan dengan teman, membahasakan imajinasi anak, atau untuk menghadapi tantangan kehidupan, pengalaman dunia nyata sangat penting bagi perkembangan anak.

Tablet ataupun perangkat teknologi lainnya memang dapat menawarkan akses ke seluruh dunia pengetahuan. Begitu banyak orang tua percaya bahwa anak-anak mereka harus mahir secara teknologi, kalau tidak mereka akan kekurangan keterampilan dan informasi. Hal ini ada benarnya, tapi penting untuk diingat bahwa hubungan emosional dengan keluarga bisa hilang saat semua orang terpaku pada perangkat mereka sendiri saja. Memberikan contoh pola penggunaan yang tepat dengan membatasi waktu dan obsesi orangtua pada ponsel pintar dan sejenisnya, sangatlah penting. Pembatasan ini terutama bagi anak balita, dapat mencegah kerugian masa perkembangan mereka. Temukanlah waktu untuk berkomunikasi dengan anak dan anak remaja anda.

Banyak negara yang sudah melaporkan bahwa satu dari lima siswa kecanduan perangkat layar sentuh mereka, misalnya seperti di Korea Selatan, salah satu negara yang paling cerdas teknologi, saat ini secara agresif menangani masalah ini, bahkan hingga membangun lebih dari 100 kamp bagi orang dewasa, anak dan remaja yang kecanduan internet. Apakah ini jalan yang ingin dituju anak-anak kita?
Sepakat mba Anin..kita menggunakan HP pintar dalam kurun waktu yang sebentar sementara hasil penelitian sendiri maksimal. Terimaksh.