Mitos 1: Teori 10%; Saat ini manusia baru dapat menggunakan otaknya hingga 10% saja. Kita mungkin sering mendengar hal ini, bahkan ada film-film yang menggambarkan jika kemampuan otak kita dapat diperbesar, manusia akan dapat memiliki kemampuan cenayang ataupun kecerdasan melebihi genius.
Fakta 1: Faktanya jika manusia mengalami kerusakan pada salah satu bagian sangat kecil saja pada otak, konsekuensinya pada fungsi tubuh dan kognitif bisa sangat besar. Jika otak hanya digunakan 10%, kerusakan otak akan sulit terjadi. Teknologi Brain Imaging juga memperlihatkan bahkan dalam kondisi tidurpun seluruh bagian otak manusia menunjukkan aktivitas.

Mitos 2: Kebohongan mudah dikenali melalui sikap atau gaya bicara seseorang, seperti melihat kearah kiri artinya berbohong, kanan artinya jujur.
Fakta 2: Manusia tidak terlalu baik untuk mendeteksi kebohongan. Memang ada kekhasan bahasa tubuh tertentu yang dapat dikenali ketika seseorang berbohong. Namun, cara seseorang berbohong bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Apalagi jika tahap berbohongnya sudah sampai menjadi kebiasaan hingga pembohong yang manipulatif (lihat juga: Saya tidak bisa berhenti berbohong!). Kemampuan untuk membaca kebohongan seseorang dapat dipelajari, namun membutuhkan waktu belajar yang tidak sebentar dan mau mempelajari kedetilan.

Mitos 3: Kepribadian seseorang akan menetap setelah berumur 30 tahun.
Fakta 3: Berbagai penelitian psikologi tentang kepribadian di masa dewasa menunjukkan bahwa orang dapat berubah dalam banyak hal di sepanjang hidupnya.
Mitos 4: Orang tidak dapat pulih dari penyakit jiwa kronis seperti skizofrenia.
Fakta 4: Jika penderita skizofrenia menerima pengobatan saat ini selama fase akut, lebih dari 40% dapat pulih (yaitu tidak memiliki gejala atau perlu rawat inap dan setidaknya dapat bekerja paruh waktu) selama satu tahun atau lebih dalam satu waktu. Beberapa orang dengan skizofrenia bahkan dapat menunjukkan pemulihan total dalam sisa hidup mereka (Jobe & Harrow, 2010).

Mitos 5: Homofobia sebenarnya orang yang membenci diri mereka sendiri.
Fakta 5: Orang-orang Homofobia – serta orang lain yang penuh dengan prasangka buruk adalah produk dari pengkondisian seumur hidup yang mengajarkan mereka untuk menghubungkan perasaan negatif dengan sekelompok orang tertentu. Perasaan negatif ini diajarkan dan diperkuat oleh kelompok pertemanan dengan orang berprasangka buruk lainnya. Kefanatikan membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk meniru atau memperdalam hubungan dalam kelompok homogen yang tidak terpapar individu di luar kelompok khusus mereka.
Mitos 6: Pikirkan selalu tentang kebahagiaan, maka kita akan selalu bahagia.
Fakta 6: Ini adalah mitos yang diabadikan oleh kebanyakan buku self-help. Sebenarnya, memusatkan perhatian pada pikiran positif hanya akan menguras energi mental kita, sehingga memudahkan pikiran negatif yang membuat kita khawatir untuk mengambil alih pemikiran kita. Hal terbaik yang harus dilakukan saat kita mengalami pikiran pesimis adalah dengan membicarakannya dengan seorang teman yang anda percayai atau psikolog. Membicarakannya jauh lebih baik untuk seseorang daripada memaksakan diri untuk terus menerus berpikir positif.

Mitos 7: Jika kesal atau marah, keluarkan saja pada benda mati (misalnya memukul dinding)
Fakta 7: Anda pernah marah sehingga menghancurkan sesuatu atau mengepalkan tinju ke dinding sepertinya satu-satunya cara untuk membebaskan semua kemarahan? Peneliti psikologi mengatakan bahwa melampiaskan masalah kita melalui kekerasan fisik hanya membuat masalah menjadi lebih buruk dan dapat menyebabkan tingkat kardiovaskular yang sangat tinggi. Jadi lain kali, jika anda merasa seperti ingin meninju seseorang, coba dengarkan nafas anda dan perlahan cobalah untuk tenang.
Menarik sekali Mba Anin, kontennya membantu u/menyegarkan ingatan tentang apa itu Psikologi & apa itu mitosnya. Terima kasih ya..❤️