Sebenarnya Konseling Berpasangan dapat dilakukan oleh siapa saja. Seperti ibu/ ayah dengan satu orang anaknya atau kakak dengan adiknya. Namun di Indonesia saat ini yang paling umum Konseling Berpasangan adalah pasangan yang berpacaran, pra-nikah maupun pasangan yang sudah menikah.
Bagi banyak pasangan, gagasan untuk membawa pihak ketiga ke dalam hubungan mereka bisa jadi menakutkan – atau bahkan tabu. Padahal pasangan yang sehat secara mental justru tidak segan mengujungi psikologi dan melakukan konseling untuk membantu mereka memahami permasalahan dalam hubungan berpasangan hingga kehidupan pernikahan mereka.

Berikut ini adalah tips untuk membantu anda memutuskan apakah konseling psikologis tepat untuk anda, bagaimana berbicara dengan pasangan anda tentang hal itu, memaksimalkan pengalaman anda dan memastikannya dapat berhasil begitu anda begitu anda melakukannya:
1. Kapan ya sebenarnya waktu yang tepat untuk ke psikolog bersama pasangan?
Banyak orang mencari psikolog ketika rasa sakit mereka sudah terlalu banyak untuk ditangani atau saat menghadapi kenyataan dan situasi mereka saat ini yang sudah sulit dipahami oleh pasangan itu sendiri. Ada juga yang sudah mencari psikolog saat mereka mulai mengenali pola negatif dalam pernikahan mereka. Psikolog menawarkan cara untuk mematahkan pola, menciptakan perubahan dan menemukan sesuatu yang berbeda dalam hidup berpasangan. Sebenarnya sangatlah bijaksana untuk meminta bantuan dan bimbingan seorang psikolog kapanpun anda tidak dapat menemukan solusi atas masalah yang anda hadapi atau pertanyaan yang anda ajukan, atau tujuan yang ingin anda capai dalam pernikahan anda. Jika anda sudah berusaha mencapai tujuan anda paling tidak selama enam bulan atau lebih, dan tetap tidak melihat kemajuan yang anda inginkan, maka tidak usah segan mencari bantuan pada psikolog.

2. Kita butuh terapi! Tapi bagaimana cara agar pasangan saya mau terlibat ya?
Hal ini bukanlah hal yang aneh jika satu pasangan menunjukkan lebih termotivasi untuk melakukan konseling. Salah satu cara untuk memunculkan topik konseling, terutama jika anda sudah melakukan konseling individual, beritahu pasangan anda bahwa partisipasinya akan bermanfaat (yaitu, menawarkan perspektif terapis lain).
Tentu saja, pastikan tempat dan suasana anda mengajaknya juga dalam kondisi santai dan relaks. Gunakan suara yang tenang, tanpa interupsi, jelaskan gambaran perasaan anda. Tinjau secara singkat hal-hal yang sudah anda coba anda lakukan dalam hubungan. Jelaskan bahwa usaha anda berikutnya adalah mencari psikolog. Jangan kesal atau berteriak, biarkan singkat. Jangan biarkan berjam-jam memaksa pasangan anda.
Katakan kepadanya bahwa anda ingin meningkatkan hubungan yang lebih positif. Jangan berkonsentrasi pada perilaku negatif pasangan saja; seperti menyalahkan pasangan saja. Lebih baik fokus pada harapan akan hal positif (“Saya ingin tertawa lebih banyak dan bersenang-senang dengan kamu … dan konseling dapat membantu kita melakukan itu.”)

3. Bagaimana kita tahu apakah psikolog tersebut dapat membantu kami?
Sebelum anda membuat janji temu, anda dapat memberikan pertanyaan awal yang belum anda pahami mengenai Konseling Berpasangan melalui email. Hal ini akan memberikan anda gambaran awal untuk melihat apakah mereka dapat memahami anda. Percayai intuisi anda! Jika sudah siap, hubungi psikolog tersebut. Lihat apakah anda dan pasangan merasa dimengerti? Apakah anda merasakan adanya koneksi dengan psikolog ini? Bagaimana perasaan pasangan anda terhadap psikolog ini? Apakah anda merasa bahwa psikolog ini mampu berterus terang dan tidak bias, dalam artian mereka dapat memahami anda berdua, pandangan dan kebutuhan anda dalam hubungan – tanpa memihak salah satu dari anda berdua? Dapatkah anda melihat diri anda mempercayai mereka dengan hubungan anda, kondisi anda, keraguan, ketakutan, dll? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah semua petunjuk bahwa anda telah menemukan psikolog yang cocok untuk membantu anda.

4. Bagaimana kita tahu jika konseling pasangan benar-benar bekerja untuk kita?
Begitu anda memulai konseling, pastikan anda merasa nyaman dengan psikolog tersebut. Jujurlah, meski sulit. Pastikan psikolog benar-benar terlibat, fokus, dan menawarkan umpan balik yang berarti. Seorang psikolog harus memberi tahu anda jika Konseling Berpasangan tidak membantu, jika anda memiliki masalah individual yang harus dipahami dan dikerjakan terlebih dahulu. Jika psikolog memungkinkan anda saling berteriak selama sesi berlangsung, ini juga tidak mendorong perasaan aman (bersama pasangan anda maupun psikolognya). Konseling dapat bekerja bila anda juga terbuka untuk menciptakan alternatif interaksi, rekoneksi dan perubahan bersama pasangan. Bila anda melakukan konseling hanya untuk melakukan hal yang sama dengan yang anda lakukan di rumah, yaitu bertengkar dan hanya untuk membuktikan bahwa omongan anda benar pada psikolognya, konseling juga tidak akan berguna bagi anda dan pasangan. Bantuan psikolog harus dapat membantu pola hubungan pribadi anda, dan membantu anda menciptakan hubungan yang tepat untuk anda berdua, apakah mempertimbangkan perpisahan atau perceraian, apakah tepat untuk jalan mendamaikan, tentu saja keputusan akhir ada ditangan anda berdua sebagai pasangan ya.