Apalagi sih yang bisa bikin anak-anak kita makin tangguh? Lihat yuk:
Ajarkan keterampilan konkret anak-anak kita.
Ketika dengan anak dan remaja, saya coba fokuskan pada keterampilan khusus yang dapat mereka pelajari untuk menangani situasi tertentu. Seperti keterampilan apa yang mereka butuhkan untuk sampai ke sana? Misalnya, mengajarkan anak yang pemalu bagaimana menyapa seseorang dan memulai percakapan.

Hindari pertanyaan “mengapa”.
Pertanyaan “Mengapa” seringkali tidak membantu dalam membiasakan pemecahan masalah. Jika anak anda meninggalkan sepeda mereka di tengah hujan, dan anda bertanya “mengapa?” Saya kurang hati-hati. Saya kan masih 8 tahun. Coba tanyakan pertanyaan “bagaimana” saja. “Kamu meninggalkan sepedamu di tengah hujan, nanti rantai sepedanya bisa berkarat. Bagaimana kamu akan memperbaikinya? “Misalnya, mereka mungkin bisa online untuk melihat bagaimana memperbaiki rantai atau menabung uang untuk rantai baru. Pertanyaan “bagaimana” dapat mengajarkan keterampilan yang berbeda pada anak. “Bagaimana ya bangun dari tempat tidur saat hangat dan nyaman? Bagaimana kamu menangani anak-anak yang berisik di kelas? ”
Jangan berikan semua jawaban.
Masih banyak orangtua yang sebal ketika anaknya banyak bertanya. Padahal tidak mengapa koq mengatakan tidak tahu pada mereka. Tentu saja dengan diikuti mempromosikan pemecahan masalahnya. Kondisi ini dapat membantu anak-anak belajar untuk mentolerir ketidakpastian dan memikirkan cara-cara untuk menghadapi tantangan. Mereka bisa tidak menyukainya, tetapi mereka akan terbiasa. Misalnya, jika anak anda bertanya, “Apakah saya akan sakit ya kalo disuntik dokter?” Daripada mengatakan, “Tidak akan sakit,” jawab dengan, “Saya tidak tahu. Mungkin saja, jadi bagaimana kamu akan menangani itu?” Anda bisa koq menjelaskan bahwa banyak anak juga harus menghadapi suntikan, orang dewasa juga banyak yang tidak menyukai suntikan dan membantu mereka memikirkan apa yang bisa dilakukan jika mereka akan merasakan hal yang sama.

Hindari berbicara dengan menakut-nakuti.
Perhatikan apa yang anda katakan kepada anak-anak anda dan di sekitar mereka. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Sangat penting bagimu untuk belajar berenang karena air bisa berbahaya dan menenggelamkan kamu”. Anda bisa mengatakan“Sangat penting bagimu untuk belajar berenang karena kamu akan bisa menolong orang lain yang mungkin akan tenggelam.”
Biarkan anak-anak melakukan kesalahan.
Membiarkan anak-anak mengacau seringkali sulit dan mengesalkan bagi orang tua. Tetapi sebenarnya ini membantu anak-anak mempelajari cara memperbaiki kesalahan dan membuat keputusan yang lebih baik di lain waktu. Jika seorang anak memiliki tugas, orang tua yang terlalu protektif biasanya ingin memastikan tugas anak akan sempurna, bahkan jika anak mereka tidak tertarik untuk melakukannya. Biarkan anak-anak melihat konsekuensi dari tindakan mereka. Demikian pula, jika anak anda tidak ingin tidur cepat. Satu kali anda dapat mendiamkan dahulu keputusannya tersebut. Esoknya mereka akan mengantuk disekolah dan merasa tidak nyaman. Ingatkan kondisi mengantuk tersebut, jika mereka tidak mau tidur cepat lagi.

Bantu mereka mengelola emosi mereka.
Manajemen emosional adalah kunci dari kegigihan. Ajari anak-anak bahwa semua emosi baik. Tidak apa-apa untuk merasa marah karena kalah dalam permainan atau orang lain menghabiskan es krim mereka. Selain itu, ajari mereka bahwa setelah merasakan perasaan mereka, mereka perlu memikirkan apa yang mereka lakukan selanjutnya. Tentu saja orangtua juga harus belajar cara mengendalikan emosi mereka sendiri sebagai orangtua. Anda bisa memberi tahu anak Anda,” Saya mengerti kamu merasa seperti itu. Ayah dan Ibu juga akan merasakan hal yang sama jika kami mengalami yang kamu alami, tetapi sekarang kamu harus mencari tahu apa langkah selanjutnya yang baik untuk dilakukan. Jelaskan perilaku apa yang pantas (dan tidak pantas). Jika ia kesal dan marah-marah, anda bisa berkata, “Saya minta maaf kamu tidak mendapatkan es krim, tetapi perilaku ini tidak dapat diterima.”
Jadilah contoh ketabahan dan kegigihan bagi anak-anak kita.
Tentu saja, anak-anak juga belajar dari mengamati perilaku orang tua mereka. Cobalah untuk senantiasa tenang dan konsisten. Anda tidak bisa mengatakan kepada anak bahwa anda ingin mereka mengendalikan emosi mereka, sementara anda sendiri sulit menahan rasa marah. Pola asuh membutuhkan banyak latihan dan kita semua akan mengalami saat gagal. Ketika anda membuat kesalahan, akui itu. Kegigihan di masa anak akan membantu anak-anak tidak takut untuk membuat kesalahan. Kesulitan dan rasa sakit di masa kanak-kanak dan remaja pastinya juga terjadi dan tak terelakkan. Anak-anak yang tahan banting akan menjadi dewasa yang tangguh, mampu bertahan hidup dan berkembang dalam menghadapi stres yang tak terhindarkan.
Yuk besarkan anak dan remaja bermental tangguh!