Sebenarnya sampai mana sih batasan antara berbagi dan berbagi berlebihan?  Dimana kita harusnya menarik garis, dan bagaimana apa yang kita bagikan di sosial media mempengaruhi bagaimana orang lain melihat kita? Peneliti psikolog internet telah mulai mengeksplorasi efek dari berbagi yang dimungkinkan oleh sosial media. Inilah beberapa saran tentang apa yang lebih baik tidak kita bagikan melalui sosial media: 

Lebih baik informasi sepele tidak perlu diberitahukan setiap ada kesempatan. Semakin banyak kontak yang kamu miliki, informasi sepele secara terus-menerus dapat membuatmu kurang disukai dan terkesan egois, hanya memikirkan diri sendiri saja atau mungkin terlihat ingin dianggap keren. Bahkan hal ini dapat meregangkan pertemananmu dengan orang-orang tersebut di dunia nyata.

Lebih baik informasi sepele tidak perlu diberitahukan setiap ada kesempatan.
Semakin banyak kontak yang kamu miliki, informasi sepele secara terus-menerus dapat membuatmu kurang disukai dan terkesan egois, hanya memikirkan diri sendiri saja atau mungkin terlihat ingin dianggap keren. Bahkan hal ini dapat meregangkan pertemananmu dengan orang-orang tersebut di dunia nyata.

Jangan mudah mengeluh. Penelitian juga menemukan bahwa orang tidak menyukai aliran negatif yang konstan di sosial media. Semakin banyak dan seringnya emosi negatif dan kurang positif diekspresikan, semakin sedikit seseorang disukai oleh orang yang baru mengenal kita maupun yang telah menjadi teman kita di sosial media. Ditambah lagi, emosi negatif di media sosial dapat menular.

Jangan mudah mengeluh.
Penelitian juga menemukan bahwa orang tidak menyukai aliran negatif yang konstan di sosial media. Semakin banyak dan seringnya emosi negatif dan kurang positif diekspresikan, semakin sedikit seseorang disukai oleh orang yang baru mengenal kita maupun yang telah menjadi teman kita di sosial media. Ditambah lagi, emosi negatif di media sosial dapat menular.

Gpp nunjukin hubungan romantismu, tetapi ga perlu sombong ya.
Peneliti psikologi menemukan bahwa mereka yang mengumbar secara online daripada mereka yang menjaga privasi hubungan mereka atau yang menjaga postingan kasih sayang mereka minimal sebenarnya lebih disukai. Hindari hal-hal yang dianggap terlalu pribadi atau usaha yang disengaja untuk pamer ya.

Berbagi secara berlebihan seringkali didorong oleh rasa tidak aman kita, kebutuhan untuk mengkompensasi kekurangan kondisi nyata kita, secara personal yang kita rasakan dalam diri kita sendiri. Kekhawatiran tentang apa yang dipikirkan orang lain, berusaha mati-matian untuk membuat diri terlihat baik, memberikan lebih banyak informasi daripada yang seharusnya. Ketika menurut mereka tidak berhasil, mereka berbagi lebih banyak lagi.

Tunjukkan dirimu, teman ataupun anggota keluarga kita apa adanya, tentu saja secara positif ya.
Peneliti menemukan bahwa semakin mampu para pengguna sosial media secara akurat menampilkan “diri online” mereka, semakin disukai mereka. Tentu saja selama tidak dibubuhkan pelengkap berlebihan untuk mencari perhatian atau pujian setinggi-tingginya.

Berbagi secara berlebihan seringkali didorong oleh rasa tidak aman kita, kebutuhan untuk mengkompensasi kekurangan kondisi nyata kita, secara personal yang kita rasakan dalam diri kita sendiri. Kekhawatiran tentang apa yang dipikirkan orang lain, berusaha mati-matian untuk membuat diri terlihat baik, memberikan lebih banyak informasi daripada yang seharusnya. Ketika menurut mereka tidak berhasil, mereka berbagi lebih banyak lagi.

Jadi gimana caranya berhenti overshare; berbagi berlebihan di sosial media?Pikirkan, atau lebih spesifik, berikan waktu dirimu untuk berpikir ke depan. Bayangkan efek dari sepotong informasi yang akan kamu bagikan. Bayangkan orangtuamu, teman, sejawat, atasan, pasangan dan orang lain yang relevan mengetahui apa yang akan kamu ungkapkan. Bayangkan bertemu orang baru yang memiliki informasi yang akan kamu bagi. Pikirkan informasi itu hingga untuk beberapa tahun dari sekarang. Masih oke dengan itu? Waktu untuk menimbang-nimbang dan refleksi diri adalah penangkal untuk berbagi secara berlebihan, jadi ambil dan gunakan ya!

 

Jadi gimana caranya berhenti overshare; berbagi berlebihan di sosial media?
Pikirkan, atau lebih spesifik, berikan waktu dirimu untuk berpikir ke depan. Bayangkan efek dari sepotong informasi yang akan kamu bagikan. Bayangkan orangtuamu, teman, sejawat, atasan, pasangan dan orang lain yang relevan mengetahui apa yang akan kamu ungkapkan. Bayangkan bertemu orang baru yang memiliki informasi yang akan kamu bagi. Pikirkan informasi itu hingga untuk beberapa tahun dari sekarang. Masih oke dengan itu? Ketika berbagi berlebihan meluas ke gosip tentang teman, keluarga, atau bahkan pelanggaran tempat kerja dan kerahasiaan profesional, hal tersebut dapat menyinggung sebagai pelanggaran kepercayaan, dan kemungkinan pelanggaran hukum. Hati-hati ya.Waktu untuk menimbang-nimbang dan refleksi diri adalah penangkal untuk berbagi secara berlebihan, jadi ambil dan gunakan ya!