Hai mbak Anindya, aku tuh ngerasa aku tuh orang yang aneh. Sebenarnya aku nyaman aja sama diriku tapi kalo ngelihat sekitaran aku, aku tuh dianggap aneh. Sejak kecil, ortu sering berpindah tugas kerja diberbagai daerah. Hal ini membuatku cukup kesulitan membina hubungan pertemanan dekat. Aku juga ga suka suara keras, jadi ketika kuliah ga pernah betah mabar di tempat yang ada live music, nobar juga ga suka karena banyak teriakan. Jadi aku aneh ga sih mbak? Aku malu sih sebenarnya, baiknya memahami diriku ini gimana ya mbak?
(Raka, 25 tahun, desainer)

Hai Raka, beberapa orang melihat keberhasilan kreatif mereka adalah sebagai penyendiri atau pemberontak. Apa benar kalo jadi penyendiri, pemberontak yang berbeda dari kebanyakan orang beneran kita lebih kreatif? Ada penelitian psikologis yang memperlihatkan jika orang ang berbeda dari kebanyakan cenderung lebih bebas untuk berinovasi dan ketika mereka melihat norma-norma sosial. Namun ini hanya terlihat pada orang yang sering dianggap aneh tetapi memiliki konsep diri mandiri serta kepercayaan diri. Tampaknya ada sesuatu tentang menjadi orang aneh yang dapat membuka tutup pikiran mereka dan memungkinkan ide-ide cemerlang mengalir. Bagi orang-orang ini, efek itu dimulai pada masa kanak-kanak. Masa kecil yang tidak biasa bukan satu-satunya hal yang dapat membuat anda lebih kreatif. Dianggap “aneh” dalam budaya kita juga dapat meningkatkan elemen kreativitas yang disebut “kompleksitas integratif.” Orang-orang yang kuat dalam kompleksitas integratif cenderung menangani ketidakpastian dengan baik dan unggul dalam mendamaikan informasi yang saling bertentangan. Mereka sering dapat melihat masalah dari berbagai perspektif. Mereka cenderung lebih bebas untuk berinovasi. Orang yang sering dianggap aneh yang kurang peduli dengan apa yang dipikirkan orang banyak tentang mereka, memiliki lebih banyak kelonggaran untuk bereksperimen.

Faktanya, orang-orang yang tidak cocok dengan kelompok tertentu sebenarnya selalu ada. Orang yang merasa asing dengan lingkungannya bisa jadi memang dianggap aneh, tetapi ada keuntungan psikologisnya loh. Sebagai contoh: anak yang terpapar berbagai bahasa, karena, lahir di negara A, remaja di negara B dan menjadi dewasa di negara C lebih mampu memahami perspektif orang lain yang berbeda.
Semua jenis pengalaman yang tidak biasa juga dapat meningkatkan kreativitas. Misalnya, orang sering melaporkan memiliki terobosan setelah tersesat di pegunungan selama sebulan atau hidup dalam budaya yang berbeda “Ide di balik ini adalah bahwa begitu anda mengalami hal-hal yang melanggar norma dan aturan serta harapan, Anda lebih terbuka untuk lebih banyak hal seperti itu,” “Kamu mengalami bahwa dunia tidak harus bekerja sesuai aturanmu, jadi ada aturan lain yang mungkin selama ini kamu tidak lihat/ tidak tahu.”

Tentu saja, keanehan tidak selalu lebih baik ya. Jika sesuatu yang terlalu dahsyat terjadi pada anda, malah akan membuat kita berurusan dengan ketidakcukupan kapasitas mental kita. Jadi, walaupun kita sudah merasa nyaman dengan keanehan kita, jangan lupa untuk mengembangkan fleksibilitas agar tidak harus mengikuti arus orang kebanyakan, namun tidak khawatir menjadi orang aneh.
Mencoba memikirkan keanehan diri kita dengan cara yang positif adalah sebuah proses yang disebut penilaian ulang kognitif. Hal ini dapat membantu anda mengatasi kesulitan yang sering datang dengan menjadi orang yang berbeda. Membingkai ulang apa yang membuat anda aneh karena menjadi apa yang justru memberikan anda kekuatan, pada akhirnya, dapat membuat anda lebih bahagia dengan diri anda sendiri maupun bersama orang terdekat anda.

Efek membebaskan dari sudut pandang yang berbeda adalah ketika kita mendengar pandangan yang berbeda, kita berpikir lebih kritis tentang apa yang dikatakan, mendorong berbagai pertimbangan dengan melihat berbagai sisi masalah. Pandangan mayoritas, memacu kita untuk berpikir hanya tentang data yang mendukung perspektif mayoritas. Seperti yang dikatakan Charlan Nemeth dalam buku Rebels in Groups, “Minoritas merangsang lebih banyak orisinalitas sementara mayoritas merangsang lebih banyak konvensionalitas pemikiran.”
Sayangnya, ketika orang berhenti menjadi “aneh,” manfaat ini hilang. Ketika orang-orang yang dulunya minoritas menjadi mayoritas, penelitian menunjukkan bahwa mereka cenderung menjadi lebih berpikiran tertutup. Keanehan memiliki keistimewaannya, tetapi tenang saja ya, tidak ada yang aneh selamanya koq. Jadi anda mau jadi orang kebanyakan atau tetap menjadi diri anda yang keren?