Sebagian besar dari kita mungkin mudah untuk mengetahui kasus pelecehan verbal yang terbuka dan jelas. Mungkin anda pernah mendengar seorang pria di tempat parkir berteriak kepada teman perempuannya: “Oi, cepat dong atau saya akan ninggalin kamu sendirian di tempat parkir!”

Dalam keterkejutan, anda berpikir, “Wah hubungan yang tidak sehat. Syukurlah saya tidak memiliki hubungan seperti itu.” Tetapi kemudian anda mulai memikirkan hubungan anda sendiri dan mulai mempertanyakan apakah hubungan anda benar berbeda dengan pasangan di tempat parkir tadi. Pelecehan/ Kekerasan Verbal bisa sangat halus. Banyak yang tidak yakin apakah mereka sedang berada dalam hubungan semacam itu. Jadi, sebenarnya apakah anda mengalami pelecehan verbal dalam keseharian anda bersama pasangan anda? Atau sesuatu yang berbeda saja? 

Pelecehan/ Kekerasan Verbal bisa sangat halus. Banyak yang tidak yakin apakah mereka sedang berada dalam hubungan semacam itu. Jadi, sebenarnya apakah anda mengalami pelecehan verbal dalam keseharian anda bersama pasangan anda?

Berikut ini saya coba jabarkan beberapa contoh pelecehan verbal yang kurang dikenal, kurang dipahami dan lebih halus daripada contoh di atas, namun tetap merupakan pelecehan verbal yang jelas, meskipun tidak selalu dikenali seperti itu:

  • Ghosting
    Pacar anda tidak putus dengan anda, namun mereka sama sekali mengabaikan anda. Mereka tidak membalas chat, panggilan FaceTime, atau email anda. Atau, jika anda menikah dan tinggal bersama, mereka tidak membalas saat anda berbicara dengan mereka. Meskipun tidak ada yang “verbal” tentang kasus-kasus ini, kasus-kasus tersebut masih merupakan kasus pelecehan verbal dan merupakan bentuk yang cukup parah. Tidak menanggapi seseorang atau mengabaikan seseorang dengan sengaja adalah pelecehan verbal. Atau sebut saja itu pelecehan emosional atau psikologis.

  • Menentukan dengan tepat perilaku pasif-agresif bisa jadi sulit karena pelakunya, baik disadari atau tidak seringkali menggunakan bahasa halus atau perilaku yang tidak segera dikenali oleh penerima bahwa ada sesuatu yang salah.

    Perilaku Pasif-Agresif
    Perilaku ini merupakan pola komunikasi yang mengandalkan ekspresi tidak langsung dari perasaan negatif, baik secara verbal maupun nonverbal. Menentukan dengan tepat perilaku pasif-agresif bisa jadi sulit karena pelakunya, baik disadari atau tidak seringkali menggunakan bahasa halus atau perilaku yang tidak segera dikenali oleh penerima bahwa ada sesuatu yang salah. Contoh perilakunya adalah menahan komunikasi, menarik diri secara emosional; seperti perlakuan diam. Atau ketika pasangan anda bersikeras baik-baik saja padahal sebenarnya tidak, berharap pasangannya menyadari sendiri daripada menyatakannya dengan jelas.

  • Membaca pikiran
    Pasangan anda merasa lebih tahu anda daripada siapapun. Dia dengan yakin memberi tahu anda bahwa Anda “tidak dewasa”, “tidak dapat diandalkan”, atau “tidak dapat dipercaya”. Salah satu indikasi bahwa ini adalah pelecehan verbal adalah tiadanya bukti yang dapat dia andalkan.  Seandainya ada bukti, bisa saja menjadi kritik yang adil. Jika tanpa bukti, tentu saja menjadi pelecehan verbal.

  • Pasangan anda merasa lebih tahu anda daripada siapapun. Dia dengan yakin memberi tahu anda bahwa Anda “tidak dewasa”, “tidak dapat diandalkan”, atau “tidak dapat dipercaya”. Salah satu indikasi bahwa ini adalah pelecehan verbal adalah tiadanya bukti yang dapat dia andalkan.

    On and Off Behavior
    Pasangan anda dengan mudahnya terus-menerus putus dan kembali pada anda tanpa alasan yang kuat, seperti perbedaan pendapat yang halus atau perilaku yang agak tidak menyenangkan. Terus-menerus putus dengan seseorang dan tidak mampu melihat hubungan yang berarti adalah pelecehan verbal. Penting untuk disadari, kata-kata perpisahan adalah hal yang menyakitkan.

  • Pembicaraan Tentang Orang Lain
    Pasangan anda menoleh setiap kali ada orang yang baginya menarik lewat. Ini menyakitkan bagi pasangan kita dan kasar, terutama jika dilakukan dengan sengaja. Tapi memang bukan lisan. Ketika berbentuk pelecehan verbal, kedengarannya lebih seperti ini:

    Jadi, pikirkan terlebih dahulu berbicara pada pasangan. Jika masih ada ketidakpahaman mengenai pelecehan verbal, yuk diskusikan bersama kami.

    Vivi: Acara dansa tadi menyenangkan ya. 
    Jim: Yeahh saya setuju sekali, apalagi Lisa sangat seksi. Ya Tuhan, pasti banyak laki-laki menggemarinya.

     

     

    Berbicara mengenai keromantisan atau seksual tentang orang lain saat anda berada dalam hubungan berpacaran ataupun berumahtangga adalah pelecehan verbal. Dalam kebanyakan kasus, itu menyakiti pasangan. Biasanya juga membuat pasangan penerima kalimat tersebut merasa rendah diri. Berbicara tentang wanita/pria seksi lain, bukanlah perilaku hubungan yang baik. Ini merusak secara psikologis, dan menjadi pelecehan verbal, bahkan jika mungkin tidak bermaksud demikian. Jadi, pikirkan terlebih dahulu berbicara pada pasangan. Jika masih ada ketidakpahaman mengenai pelecehan verbal, yuk diskusikan bersama kami.