Bagi orang yang pernah mengalami trauma, kata pemicu saja bisa menjadi sangat tidak nyaman. Pemicu trauma bisa menakutkan, menguras tenaga, dan bisa muncul entah dari mana saja. Pemicu trauma juga bisa berupa apa saja yang mengingatkan anda pada trauma masa lalu, bisa termasuk bau tertentu, lagu atau suara tertentu, atau baju tertentu. Pemicu trauma tidak ada yang sama persis, bagi setiap orang yang pernah mengalami trauma bisa sangat berbeda.

Pemicu trauma bisa menakutkan, menguras tenaga, dan bisa muncul entah dari mana saja. Pemicu trauma juga bisa berupa apa saja yang mengingatkan anda pada trauma masa lalu.

Trauma diketahui memiliki efek yang bertahan lama dan berulang pada pikiran kita. Namun, ada harapan bagi mereka yang mengalami efek samping trauma. Memahami dan memperbaikinya secara psikologis  dapat membantu kita menemukan dan menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.

Apa sih sebenarnya Pemicu Trauma?
Saat anda menemukan pemicu trauma, ingatan dan pikiran yang terkait dengan trauma muncul kembali tanpa peringatan. Anda tidak dapat menghentikan pikiran yang mengganggu tersebut, dan sebagai tanggapannya, anda merasakan perubahan emosi dan mulai bereaksi.

Reaksinya dapat membuat anda merasa tidak berdaya, panik, tidak aman, sulit berpikir jernih, sulit tidur dan diliputi perasaan emosional yang terasa seperti mengaduk-aduk ingatan anda. Bisa juga anda seperti merasakan hal yang sama seperti yang anda rasakan pada saat peristiwa traumatik terjadi , seolah-olah anda menjalani kembali peristiwa traumatik tersebut.

Pikiran kita merasakan pemicu trauma sebagai ancaman dan menyebabkan reaksi seperti ketakutan, panik, sangat sedih atau pikiran yang mengganggu secara terus-menerus. Reaksi terhadap pemicu trauma merupakan mekanisme pertahanan diri seseorang yang pernah mengalami trauma: Memori peristiwa traumatis tersebut menempatkan anda kembali ke pengalaman tersebut, yang menyebabkan pertahanan diri anda naik, kemudian berusaha melawan yang kita anggap, kita rasakan tersebut sebagai ancaman dalam upaya untuk melindungi diri sendiri.

Bagaimana anda merespons ketika terpicu oleh pengalaman traumatik, tergantung pada anda sendiri, tidak ada yang persis sama dan tingkat keparahannya pun bisa berbeda-beda.

Setelah menemukan pemicu trauma, sistem saraf anda memerlukan waktu untuk pulih kembali ke kondisi semula. Ini sebagian karena trauma mengurangi ukuran toleransi anda; zona emosional tempat anda merasa berpijak, seimbang, dan tenang. Ketika ukuran toleransi mengecil, berarti pemicu trauma lebih mungkin menyebabkan gangguan emosi yang lebih buruk.

Mengalami pemicu trauma merupakan ciri khas dari gangguan stres pascatrauma/ Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Pemicu trauma seringkali merupakan bagian utama ketika gejala PTSD muncul atau terdeteksi.

Bagaimana anda merespons ketika terpicu oleh pengalaman traumatik, tergantung pada anda sendiri, tidak ada yang persis sama dan tingkat keparahannya pun bisa berbeda-beda.

Cara mengatasi pemicu dari trauma
Penyembuhan dari trauma bisa jadi sulit dan membutuhkan waktu. Mungkin banyak orang berpikir, cara termudah untuk mengatasinya adalah dengan menghindarinya atau berpura-pura hal traumatik tersebut tidak terjadi. Namun, yang terbaik adalah mengenali pemicu trauma anda untuk mempelajari cara menghadapinya hingga mengelolanya alih-alih menghindarinya.

Bahkan jika anda tidak yakin apa yang memicu pengalaman traumatik anda, ada beberapa langkah yang dapat anda ambil. Saat pemicu datang dan membuat anda merasa kewalahan secara emosi, anda dapat mencoba mengikuti langkah-langkah berikut untuk menenangkan dan mengatur sistem saraf anda:

Coba fokus pada apa yang terjadi di sini dan saat ini.
Ingatkan diri anda bahwa ini adalah reaksi umum terhadap peristiwa traumatis, dan anda bisa melewatinya.
Anda dapat melanjutkan dengan melakukan latihan pernapasan dan memahami proses kilas balik untuk menenangkan pikiran anda. Jika sudah sangat sulit untuk anda atasi sendiri, anda dapat membuat janji temu dengan psikolog, agar masalah anda dapat segera tertangani, bukan malah memburuk.

Namun, yang terbaik adalah mengenali pemicu trauma anda untuk mempelajari cara menghadapinya hingga mengelolanya alih-alih menghindarinya.

Apa aja contoh pemicu trauma?
Respon terhadap trauma sangatlah individual. Bahkan dua orang yang mengalami peristiwa traumatis serupa tidak akan berbagi pemicu atau mengalami gejala yang sama setelahnya.

Pemicu trauma sangatlah bervariasi, dan bisa berupa apa saja, seperti merasakan emosi tertentu, menghadapi peristiwa sehari-hari, atau melihat pola yang sangat spesifik. Beberapa contoh kemungkinan pemicu trauma:

Suara
Mendengar suara tertentu dapat menimbulkan respons yang tidak diinginkan dan memicu tubuh kita untuk bereaksi dan merasa tidak aman, bahkan di lingkungan yang aman. Beberapa contoh suara pemicu dapat meliputi: sirene, musik, kembang api, langkah kaki, suara tangisan, seseorang berteriak, dsb.
Penglihatan
Melihat barang (pakaian, warna tertentu), orang, lingkungan tertentu (bangunan, tempat) dapat dengan mudah menjadi pemicu. Misalnya, setelah mengalami pengalaman kekerasan dengan pasangan, melihat laki-laki yang mirip dengan pasangan anda  dapat menimbulkan respons yang tidak diinginkan.
Penciuman
Bau terkait erat dengan memori. Bau mudah memunculkan gambaran mental dan perasaan yang anda kaitkan dengan wangian tertentu, misalnya bau bunga mawar yang membangkitkan kenangan anggota keluarga kita yang menanamnya. Saat kita mencium sesuatu, otak kita segera mencoba mengidentifikasi aroma tersebut. Saat bekerja untuk mengetahuinya, itu juga dapat membangkitkan ingatan ketika kita pernah menemukan aroma yang sama sebelumnya. Misalnya: parfum, bau makanan/ minuman tertentu.
Situasi
Terkadang, kita juga menemukan diri kita dalam situasi tertentu yang memicu ingatan traumatis. Beberapa keadaan yang memicu , misalnya: berbicara dengan figur otoritas, mengemudi di dalam mobil, mengalami penolakan, sentuhan fisik yang tidak diinginkan, dsb.
Emosi
Terkadang, emosi tertentu dikaitkan dengan peristiwa traumatis. Anda mungkin menghadapi situasi yang tampaknya dapat dikelola sebagai orang dewasa, namun anda merasa tidak berdaya, yang mungkin mengingatkan anda saat anda benar-benar tidak berdaya dahulu sebagai seorang anak. Ini kemudian dapat memicu ingatan akan pengalaman masa kecil, menyebabkan banjir dan kewalahan emosi. Contoh pemicu emosional lainnya adalah: merasakan pengabaian, merasa sedih atau mudah menangis, dsb.

Terkadang, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi pemicu dan mulai mengantisipasinya. Namun, pemicu trauma juga bisa tidak kentara dan bahkan mengejutkan. Setelah anda mengidentifikasi pemicu, sebenarnya anda telah mengambil langkah pertama untuk belajar mengelolanya.

Gimana cara ngenalin pemicu trauma?
Terkadang, anda dapat dengan cepat mengidentifikasi pemicu dan mulai mengantisipasinya. Namun, pemicu trauma juga bisa tidak kentara dan bahkan mengejutkan. Setelah anda mengidentifikasi pemicu, sebenarnya anda telah mengambil langkah pertama untuk belajar mengelolanya. Pemicu trauma sering terasa tidak dapat diprediksi, tetapi ketika kita mengidentifikasi pemicu trauma kita, kita akan menemukan hubungan antara peristiwa, perasaan, atau pemandangan yang menyebabkan reaksi emosional atau perilaku langsung.

Pertama, anda dapat memulai diari dan menuliskan pemikiran, perasaan, dan lingkungan anda pada saat kilas balik atau perasaan panik / perasaan lain seperti contoh diatas muncul. Anda dapat menuliskan:
Apa yang anda dengar? Apa yang anda lihat? Apa yang anda cium? Bagaimana perasaan anda?
Kemudian, anda dapat mulai membuat koneksi dan mengidentifikasi kesamaan untuk mengidentifikasi pemicu anda. Kedua, ajaklah psikolog anda untuk mendiskusikannya bersama anda. Psikolog yang berpengalaman dapat memberikan pandangan tentang reaksi anda dan membantu anda menemukan kemungkinan penyebabnya hingga kemudian mengelolanya.