Penelitian menunjukkan bahwa membandingkan diri anda dengan orang lain di Facebook dapat mengarahkan seseorang pada perasaan depresi daripada membandingkan diri secara langsung dalam kondisi sebenarnya. 1,8 miliar orang berpartisipasi dalam situs media sosial di seluruh dunia,  Facebook sendiri memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif. Peneliti psikologi dari Universitas Lancaster menemukan bahwa hubungan antara media sosial dan depresi mungkin sangat kompleks dan terkait dengan berbagai faktor seperti usia dan jenis kelamin. Jadi, membandingkan diri kita dengan orang lain dapat menyebabkan pemikiran secara terus-menerus.  

Penelitian menunjukkan bahwa membandingkan diri anda dengan orang lain di Facebook dapat mengarahkan seseorang pada perasaan depresi daripada membandingkan diri secara langsung dalam kondisi sebenarnya.

Lihat juga artikel sebelumnya tentang Kecemasan Pada Sosial Media (Social Media Anxiety)… Apakah Anda Mengalaminya? Melakukan perbandingan negatif dengan orang lain ketika menggunakan Facebook ternyata bisa memprediksi munculnya depresi. Begitu juga ketika anda sering  memposting di Facebook, keduanya terjadi melalui pemikiran yang muncul secara terus-menerus. Frekuensi, kualitas, dan jenis sosial media yang digunakan juga penting. Pengguna Facebook lebih berisiko mengalami depresi ketika muncul perasaan iri melihat kondisi orang lain, membuat perbandingan yang negatif serta sering melakukan update status negatif.

Pengguna Facebook lebih berisiko mengalami depresi ketika muncul perasaan iri melihat kondisi orang lain, membuat perbandingan yang negatif serta sering melakukan update status negatif.

Peneliti dari Universitas Houston memperlihatkan salah satu bahaya Facebook adalah informasi tentang teman kita yang biasanya tidak kenal dekat atau bahkan tidak kita kenal, yang memberi kita lebih banyak kesempatan untuk membandingkan diri. Anda tidak bisa mengendalikan dorongan untuk membandingkannya karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan diposkan oleh teman Anda. Selain itu, sebagian besar teman Facebook cenderung untuk memposting tentang hal-hal baik yang terjadi dalam kehidupan mereka, sementara meninggalkan yang buruk.

Peneliti dari Universitas Houston memperlihatkan salah satu bahaya Facebook adalah informasi tentang teman kita yang biasanya tidak kenal dekat atau bahkan tidak kita kenal, yang memberi kita lebih banyak kesempatan untuk membandingkan diri.

Jika kita terus membandingkan diri kita dengan  teman-teman Facebook kita, hal ini bisa membuat kita berpikir bahwa hidup mereka lebih baik daripada sebenarnya dan bahkan bisa sebaliknya, membuat kita merasa lebih buruk tentang kehidupan kita sendiri. Orang-orang yang mengalami kesulitan memahami dirinya akan sangat mungkin  rentan terhadap gejala depresi Facebook karena melakukan perbandingan sosial di Facebook setelah menghabiskan lebih banyak waktu online.

Jika kita terus membandingkan diri kita dengan  teman-teman Facebook kita, hal ini bisa membuat kita berpikir bahwa hidup mereka lebih baik daripada sebenarnya dan bahkan bisa sebaliknya, membuat kita merasa lebih buruk tentang kehidupan kita sendiri.

Pandangan bias tentang kehidupan teman Facebook anda dapat menyebabkan masalah. Pandangan terdistorsi tentang kehidupan teman Facebook dapat memicu perasaan sendirian ketika seseorang sedang mengalami perjuangan dalam kehidupan internal mereka, yang dapat memicu perasaan kesepian dan terisolasi. Ketika kita membuat perbandingan yang menguntungkan, sebenarnya hanya bersifat sementara dan ketika secara terus-menerus melakukan perbandingan sosial yang sering terjadi adalah kesejahteraan mental seseorang akan terus menurun.

Hubungan antara aktivitas online dan kesehatan mental sangatlah kompleks. Seseorang menggunakan sosial media juga sebagai jalan meningkatkan dukungan sosial. Kemajuan teknologi seringkali  memang dapat memiliki konsekuensi yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.

Hubungan antara aktivitas online dan kesehatan mental sangatlah kompleks. Faktanya, penelitinya juga menemukan  individu yang menggunakan media sosial sebagai jalan untuk meningkatkan dukungan sosial. Kemajuan teknologi seringkali  memang dapat memiliki konsekuensi yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan. 

Lihat juga ya Mitos Hubungan Manusia dengan Social Media