Tanggal 1 Maret adalah Self-injury Awareness Day. Apa sih sebenarnya Self-Injury itu? Self-Injury atau Self-Harm dalam psikologi biasa disebut Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) atau singkatnya SI saja. Perilaku melukai diri sendiri dengan sengaja untuk melepaskan perasaan negatif namun tidak bertujuan untuk bunuh diri. Justru kebalikannya, perilaku melukai diri sendiri ini dilakukan untuk merasa nyaman demi menghilangkan perasaan hampa.
SI biasanya dilakukan oleh seseorang seperti halnya pada pecandu narkoba atau penderita adiksi lainnya, dilakukan untuk meredam rasa sakit emosional. Dalam kasus SI adalah menggunakan rasa sakit secara fisik yang seringkali terulang sehingga menjadi adiktif. Menyakiti fisik ini dilakukan untuk memindahkan fokus perhatian seseorang dari rasa sakit emosional yang dirasakan.

Menyilet diri sendiri adalah hal yang paling umum terjadi pada SI. Menyilet dilakukan pada lengan, tangan atau bagian tubuh lain yang tidak ingin terlihat orang lain. Bentuk lain dari SI bisa seperti menyudut diri sendiri dengan rokok atau api, menjedotkan kepala ke dinding, ada juga yang membiarkan luka ditubuh terbuka sehingga terinfeksi dan terus terasa sakit. Pada kasus SI kronis, orang yang mengalami SI ini mengatasi perasaan negatifnya hingga terobsesi untuk mengulangi terus perilaku menyakiti diri ini.
Perilaku menyakiti diri sendiri ini seringkali dimulai ketika masa remaja. Bagi banyak orang diluar SI, menyakiti diri sendiri ini sering sulit dimengerti bahkan terkesan gila. Namun, jika anda mau mencoba memahami, sebenarnya pelaku SI berupaya semampu mereka. Hal ini mereka upayakan melalui pemahaman akan situasi kondisi yang ada dengan cara yang mereka tahu.

Inilah hal-hal yang seringkali melatarbelakangi seseorang melakukan SI:
- Rasa sakit pada tubuh memberikan kelegaan sementara dari tekanan emosional yang mendalam.
- Ketika melakukan SI berulang kali, seseorang mereproduksi kembali perasaan-perasaan mereka terkait dengan pengalaman menyakitkan yang mereka alami / masa kecil yang traumatis.
- Berfungsi untuk menanggung kesedihan, perlakuan buruk orang lain.
- SI juga memberikan tiga tujuan yaitu menenangkan diri, mengekspresikan diri, dan menghukum diri sendiri secara bersamaan.
- Untuk menghindari merasakan perasaan marah, sedih, hampa ataupun cemas, terkadang SI dilakukan untuk melindungi orang lain dari kemarahan atau kekecewaan yang mungkin akan ditampilkan jika tidak melakukan SI.
- Tindakan SI merupakan manifestasi dari rasa marah dan kecewa yang diarahkan kepada diri sendiri.

Salah satu klien saya yang melakukan SI mengatakan, “Saya dirumah menyilet diri. Teman-teman saya yang lain pesta hingga mabuk atau menggunakan narkoba. Sama-sama saja kan, tidak ada yang lebih buruk.” Hal seperti inilah yang sebaiknya dipahami tidak hanya oleh orang yang melakukan SI tetapi juga kepekaan masyarakat dan penerimaan orangtua diperlukan. Ditemukan dalam penelitian psikologi (Medina, 2011) bahwa sebagian besar pelaku SI dibesarkan tanpa otonomi pribadi; yaitu, mereka tidak didorong untuk belajar mengekspresikan perasaan-perasaan mereka, bertindak dan mendengarkan diri sendiri, tidak diperbolehkan mengambil keputusan sendiri, tidak diajarkan memberdayakan diri sendiri dan tidak diajarkan memahami dampak dari suatu tindakan. Hal-hal inilah yang kemudian membuat mereka kurang memiliki keterampilan menghadapi masalah kehidupan.

Masih banyak orangtua dan orang awam yang percaya bahwa seseorang yang melakukan SI bertujuan untuk mencari perhatian orang sekitarnya atau orangtua mereka saja. Padahal tidak demikian adanya. Seringkali orang yang melakukan SI justru berdiam diri terhadap luka tubuhnya, bahkan ada yang membuat luka tersebut pada sisi tubuh yang dapat mereka tutupi.
Jika anda tahu tentang seseorang yang anda kenal atau bahkan anda cintai dengan sengaja melukai diri sendiri, hal pertama yang dapat anda lakukan adalah berbicara dari hati ke hati dengan mereka tentang hal tersebut. Tentu saja tanpa menghakimi ya!

Melukai diri sendiri bisa menjadi sulit dihentikan oleh diri kita sendiri. Lepas dari menyakiti diri sendiri membutuhkan kerja keras, komitmen dan kejujuran pada diri sendiri. Menyalurkan perasaan emosional negatif ke hal yang positif dapat dicoba untuk dilakukan. Namun, jika masih terasa sangat sulit, tidak ada salahnya kamu berkonsultasi dengan psikolog.

Mb Anin, terimakasih u/infonya. Sy bahkan tdk tahu kalo SI ini sbnrnya adl pengalihan dri emosi negatif yg dialami pelaku. Semoga ini bisa membantu dengan memberikan informasi yang tepat kepada mereka yg mengalaminya& sebenarnya mbutuhkan pertolongan. Thank u again❤️