Sebenarnya ada saja kebohongan yang kita berikan pada diri kita sendiri setiap harinya. Seperti: “Saya sudah sehat koq walaupun tidak berolahraga.”, “Nanti saya akan merubah kebiasaan buruk saya, jika waktunya sudah tepat.” atau yang lebih sederhana seperti “besok saya akan berhenti main handphone di kantor.” Mungkin tampaknya memang tidak berbahaya mengatakan berbagai hal pada diri sendiri walaupun sekedar mengatakan saja tanpa ada niatan untuk melaksanakannya. Bahkan banyak orang tidak mengenalinya sebagai kebohongan. Kita jatuh ke dalamnya dengan sangat nyaman karena pada saat itu, hal tersebut memberikan kita kenyamanan jangka pendek. Tapi sebenarnya sudah mengorbankan pertumbuhan mental kita untuk jangka panjang.

Sebenarnya ada saja kebohongan yang kita berikan pada diri kita sendiri setiap harinya. Seperti: “Saya sudah sehat koq walaupun tidak berolahraga.”, “Nanti saya akan merubah kebiasaan buruk saya, jika waktunya sudah tepat.” atau yang lebih sederhana seperti “besok saya akan berhenti main handphone di kantor.” Mungkin tampaknya memang tidak berbahaya mengatakan berbagai hal pada diri sendiri walaupun sekedar mengatakan saja tanpa ada niatan untuk melaksanakannya. Bahkan banyak orang tidak mengenalinya sebagai kebohongan. Kita jatuh ke dalamnya dengan sangat nyaman karena pada saat itu, hal tersebut memberikan kita kenyamanan jangka pendek. Tapi sebenarnya sudah mengorbankan pertumbuhan mental kita untuk jangka panjang.

Jika kamu ingin membuat perubahan dalam hidupmu, kamu harus ngecheck nih bagaimana kamu menipu dirimu sendiri. Apakah kamu mempercayai salah satu dari  kebohongan umum ini?

“Ketika X terjadi, Y akan secara otomatis mengikuti.”
Seringkali orang memegang suatu kepercayaan dengan teguh tanpa memahami secara keseluruhan. Misalnya “Kalo saya pindah kerja pasti saya lebih bahagia” atau “Kalo saya kurusan pasti saya bahagia.” Hal ini mengabaikan fakta bahwa ketidakbahagiaan kitalah yang mungkin sangat berkontribusi pada situasi yang tidak kita sukai saat ini, daripada menjadi efeknya. Mungkin yang perlu kamu tanyakan pada dirimu adalah: Mengapa X belum terjadi?

“Ketika X terjadi, Y akan secara otomatis mengikuti.” Seringkali orang memegang suatu kepercayaan dengan teguh tanpa memahami secara keseluruhan. Misalnya “Kalo saya pindah kerja pasti saya lebih bahagia” atau “Kalo saya kurusan pasti saya bahagia.” Hal ini mengabaikan fakta bahwa ketidakbahagiaan kitalah yang mungkin sangat berkontribusi pada situasi yang tidak kita sukai saat ini, daripada menjadi efeknya. Mungkin yang perlu kamu tanyakan pada dirimu adalah: Mengapa X belum terjadi?

“Besok saya akan mulai dengan sungguh-sungguh. Hari ini saya lelah dan tidak mood.”
Pola pikir ini klasik di mana kamu meyakinkan diri sendiri bahwa dirimu membutuhkan lembaran hari baru yang sangat bersih (atau menunggu tahun baru!) Untuk membuat perubahan positif. Jika kamu ingin menjaga rumah tetap terorganisir, menghemat uang, berolahraga, makan lebih sehat, atau lebih menyayangi orang yang kamu cintai, kamu hanya akan menyulitkan diri untuk mencapai tujuan tersebut dengan menolak memanfaatkan peluang di depan matamu, saat ini, sekarang, detik ini. Ketika kamu menunda, sebenarnya kamu hanya menjadi terbiasa untuk terus berada dalam kebiasaan buruk.

“Besok saya akan mulai dengan sungguh-sungguh. Hari ini saya lelah dan tidak mood.” Pola pikir ini klasik di mana kamu meyakinkan diri sendiri bahwa dirimu membutuhkan lembaran hari baru yang sangat bersih (atau menunggu tahun baru!) Untuk membuat perubahan positif. Jika kamu ingin menjaga rumah tetap terorganisir, menghemat uang, berolahraga, makan lebih sehat, atau lebih menyayangi orang yang kamu cintai, kamu hanya akan menyulitkan diri untuk mencapai tujuan tersebut dengan menolak memanfaatkan peluang di depan matamu, saat ini, sekarang, detik ini. Ketika kamu menunda, sebenarnya kamu hanya menjadi terbiasa untuk terus berada dalam kebiasaan buruk.

“Dia ga jahat koq”
Ketika kamu berpacaran dengan seseorang yang melakukan perilaku yang menurutmu tidak baik, kamu mungkin memaafkan saja karena kesalahan wajar dilakukan manusia. Memang sih mampu memaafkan pasangan karena kesalahan yang dapat dimengerti adalah bagian penting dari hubungan yang sehat. Tetapi bagaimana jika apa yang kita coba izinkan adalah pola perilaku yang secara secara konsisten mendominasi percakapan, meremehkan keberhasilanmu, atau mengolok-olok penampilanmu? Bagaimana jika kita terus-menerus memberi tahu diri kita (atau teman-teman dan keluarga kita) bahwa orang itu hanya bercanda; bahwa mereka tidak menjengkelkan, agresif, fanatik atau kejam seperti yang terlihat. Dalam kasus-kasus itu, kamu harus bertanya pada diri sendiri mengapa mereka berperilaku demikian? Lagi dan lagi. Kemungkinannya adalah, tindakan mereka akan mencerminkan karakter sesungguhnya daripada yang kita ingin percayai.

“Saya akan memiliki lebih banyak waktu luang ketika X terjadi.” Ada orang yang memiliki sangat banyak aktivitas dengan harapan akan memiliki lebih banyak waktu dengan diri mereka sendiri, dan bahwa mereka akan dapat mengadopsi gaya hidup yang kurang stres. Ini bisa terjadi, tetapi sulit untuk dilakukan. Sebaliknya, ini membutuhkan pengawasan waktu luang. Sama seperti ketika kamu mendapat kenaikan gaji dan secara otomatis mulai menghabiskan lebih banyak uang untuk makan di tempat fancy dan pakaian baru, alih-alih menabung lebih banyak uang untuk masa pensiun. Kamu jadi memiliki cara untuk menghabiskan waktu luang ekstra dengan cara yang tidak mendewasakan. Jika kamu ingin lebih banyak waktu luang, berhati-hati untuk memprioritaskan dan memotong hal yang bisa dikurangi waktu pengerjaannya dari jadwalmu  sekarang, di sini, saat ini dan selalu. Tentu saja dengan tetap realistis ya. 

“Saya akan memiliki lebih banyak waktu luang ketika X terjadi.”
Ada orang yang memiliki sangat banyak aktivitas dengan harapan akan memiliki lebih banyak waktu dengan diri mereka sendiri, dan bahwa mereka akan dapat mengadopsi gaya hidup yang kurang stres. Ini bisa terjadi, tetapi sulit untuk dilakukan. Sebaliknya, ini membutuhkan pengawasan waktu luang. Sama seperti ketika kamu mendapat kenaikan gaji dan secara otomatis mulai menghabiskan lebih banyak uang untuk makan di tempat fancy dan pakaian baru, alih-alih menabung lebih banyak uang untuk masa pensiun. Kamu jadi memiliki cara untuk menghabiskan waktu luang ekstra dengan cara yang tidak mendewasakan. Jika kamu ingin lebih banyak waktu luang, berhati-hati untuk memprioritaskan dan memotong hal yang bisa dikurangi waktu pengerjaannya dari jadwalmu  sekarang, di sini, saat ini dan selalu. Tentu saja dengan tetap realistis ya.