Bener ga sih kalo perfeksionisme itu jelek? Kapan perfeksionisme bisa bermasalah? Apa yang harus dilakukan kalo sudah jadi masalah?
(Kaila, 20 tahun, mahasiswa)

Tentu saja perfeksionisme bisa menjadi masalah, misalnya ketika pekerjaan kita menuntut kecepatan daripada kualitasnya. Tetapi perfeksionisme juga dapat menjadi hal yang baik. Pekerjaan dengan kualitas tinggi adalah hal yang langka, entah itu masakan, laporan kerja atau proyek desain. Pencapaian besar manusia diciptakan oleh para perfeksionis, seperti smartphone. Proses berjuang untuk kesempurnaan bisa menyenangkan bahkan santai. Sebagai contoh, kamu mendapatkan kesenangan tersendiri jika dapat membuat kue dengan bentuk yang indah sekaligus rasa yang enak.
Nah kalo perfeksionisme dirimu malah menjadi masalah? Inilah yang perlu dihindari. Misalnya perfeksionisme dirimu menyebabkan keluhan tentang pekerjaan yang lambat selesai, mungkinkah kamu beralih ke proyek yang kurang kompleks sehingga hanya membutuhkan sedikit waktu tambahan sehingga hasilnya tetap sempurna?
Ubah siapa yang menjadi tanggung jawabmu. Jika bos, klien, atau temanmu tidak dapat menggunakan pendekatanmu, mungkin kamu ingin, misalnya, mencoba mencari pekerjaan dengan atasan yang menghargai upayamu untuk mencapai kesempurnaan atau berwiraswasta?
Buatlah perfeksionisme menjadi pilihan. Secara sadar putuskan apakah ini adalah contoh di mana perfeksionisme Anda diinginkan atau setidaknya dapat ditoleransi, atau apakah ini saatnya untuk menempatkan perfeksionisme Anda ke dalam kotak alat Anda untuk digunakan ketika tepat. Misalnya, kita sering lebih sempurna dalam hobi kita, misalnya, sebagai pembuat kue amatir. Tahukah kamu kalo kata “amatir,” berasal dari kata, “cinta.” Ketika kita mencintai sesuatu, kita cenderung meluangkan waktu untuk berusaha mencapai kesempurnaan.
Sadari juga ya kalo kita bisa baik-baik saja dalam ketidaksempurnaan. Seorang perfeksionis biasanya bertahan bahkan ketika melakukan kesalahan sama berulang kali tetapi beberapa perfeksionis jadi takut gagal sehingga mereka menunda tugas sampai terlambat untuk menyelesaikannya dengan baik. Tentu saja, biasanya lebih baik memberikan tugas daripada tidak melakukannya, yang akan menjamin kegagalan. Gagal dalam satu tugas jarang merusak dirimu secara keseluruhan. Dan jika kamu gagal secara konsisten pada jenis tugas tertentu, mungkin itu umpan balik yang berguna, itulah waktu untuk mengubah jenis pekerjaan yang kamu sedang lakukan.

Orang perfeksionis juga butuh beristirahat loh!
Bahkan jika perfeksionisme mu hampir selalu dapat memenuhi kebutuhanmu, tidak ada salahnya untuk beristirahat dengan melakukan sesuatu di mana perfeksionis paling tidak dapat kamu lepaskan sesaat: misalnya tonton saja acara televisi apapun yang ada di depanmu atau bermain dengan binatang peliharaanmu.

Masukan untuk non-perfeksionis ketika berurusan dengan perfeksionis:
Terutama jika kita bersikap defensif dengan standar kita yang tidak tinggi, mudah untuk membuat seorang perfeksionis menjadi orang yang memiliki masalah. Pertama-tama, tanyakan pada diri kita apakah itu memang benar. Dalam beberapa kasus, kita mungkin lebih bijak untuk mengagumi perfeksionis dan berbagi kekaguman tersebut. Penting untuk dipahami, perjalanan menjadi sempurna sangatlah luar biasa berat loh.
