Saya: “Hebat loh kamu akhirnya bisa melakukannya!”
Pasien: “Sebenarnya saya takut melakukannya lagipula cuma kecil bu.”

Atasan: “Bagus sekali hasil pekerjaanmu, jarang yang bisa mengerjakannya dengan cepat.”
pegawai: ” Sebenarnya saya baru belajar mengerjakannya pak.”

Pacar: “Kamu keren banget pake jeans barumu”
Kamu: “Masa sih, ini cuma jeans obralan.”

Saya melihat mengapa banyak orang begitu kesulitan menerima pujian dan sanjungan. Tampaknya banyak orang memiliki kecenderungan untuk menolak (yaitu, menolak karena menganggapnya tidak benar, tidak pantas). Saya sering bertanya-tanya sendiri mengapa “terima kasih” yang sederhana sangat sulit bagi banyak orang untuk mengucapkan dan menerimanya ketika mendapatkan pujian.

Saya melihat mengapa banyak orang begitu kesulitan menerima pujian dan sanjungan. Tampaknya banyak orang memiliki kecenderungan untuk menolak (yaitu, menolak karena menganggapnya tidak benar, tidak pantas). Saya sering bertanya-tanya sendiri mengapa “terima kasih” yang sederhana sangat sulit bagi banyak orang untuk mengucapkan dan menerimanya ketika mendapatkan pujian.

Setelah memperhatikan dan ngobrol dengan banyak orang, saya mendapatkan bahwa banyak orang merasa tidak nyaman ketika menerima pujian karena mereka menganggap bahwa menerimanya langsung akan dianggap sebagai kesombongan, atau bahkan basa-basi si pemuji. Mereka percaya bahwa penerimaan yang sederhana akan tampak seolah-olah mereka terlalu antusias menyetujui orang yang memuji mereka. Orang-orang merasa ini adalah tampilan rendah hati daripada angkuh. Seiring dengan ini, ada juga orang tampaknya percaya bahwa menyangkal pujian adalah bentuk kesopanan. Variasi penolakan menggantikan apa yang seharusnya menjadi penghargaan dan rasa terima kasih atas pujian.

Setelah memperhatikan dan ngobrol dengan banyak orang, saya mendapatkan bahwa banyak orang merasa tidak nyaman ketika menerima pujian karena mereka menganggap bahwa menerimanya langsung akan dianggap sebagai kesombongan, atau bahkan basa-basi si pemuji. Mereka percaya bahwa penerimaan yang sederhana akan tampak seolah-olah mereka terlalu antusias menyetujui orang yang memuji mereka. Orang-orang merasa ini adalah tampilan rendah hati daripada angkuh. Seiring dengan ini, ada juga orang tampaknya percaya bahwa menyangkal pujian adalah bentuk kesopanan. Variasi penolakan menggantikan apa yang seharusnya menjadi penghargaan dan rasa terima kasih atas pujian.

Alasan lain mengapa orang mungkin membantah pujian adalah karena mereka tidak percaya itu benar hingga kemudian menolaknya. Misalnya, Farhan memberitahu Lisa bahwa ia menganggapnya sangat cantik. Lisa menjawab dengan komentar seperti, “Oh, tidak, aku biasa saja,” atau, “Kamu ngomong ke cewek lain juga ya,” atau, “Kamu kayaknya butuh kacamata baru deh.”

Alasan lain mengapa orang mungkin membantah pujian adalah karena mereka tidak percaya itu benar hingga kemudian menolaknya. Misalnya, Farhan memberitahu Lisa bahwa ia menganggapnya sangat cantik. Lisa menjawab dengan komentar seperti, “Oh, tidak, aku biasa saja,” atau, “Kamu ngomong ke cewek lain juga ya,” atau, “Kamu kayaknya butuh kacamata baru deh.”

Jika saja Lisa berpikir bahwa dia cantik, dia akan lebih mudah menerima pujian dan merasa senang. Sayangnya, ini bukan masalahnya. Mengingat reaksi Lisa, Farhan akhirnya merasa seperti mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan atau bermasalah ketika semua yang dilakukannya adalah memuji pacarnya. Jika, karena alasan apa pun, kamu adalah seseorang yang mendapati dirimu kesulitan untuk menerima pujian seperti beberapa orang dalam contoh di atas, mungkin kamu dapat meluangkan waktu untuk memahami alasannya. Alih-alih mengekspresikan diri dengan cara yang menantang atau menolak orang lain yang bermaksud baik, “terima kasih” sederhana dapat kamu katakan. Sambil berusaha mencari tahu mengapa pujian atau sanjungan memicu konflik dalam dirimu. Semoga tercerahkan!

Jika, karena alasan apa pun, kamu adalah seseorang yang mendapati dirimu sulit untuk menerima pujian seperti beberapa orang dalam contoh di atas, mungkin kamu dapat meluangkan waktu untuk memahami alasannya. Alih-alih mengekspresikan diri dengan cara yang menantang atau menolak orang lain yang bermaksud baik, “terima kasih” sederhana dapat kamu katakan. Sambil berusaha mencari tahu mengapa pujian atau sanjungan memicu konflik dalam dirimu. Semoga tercerahkan!