Hai Kak Anindya, kak aku tuh rasanya bukan orang yang pemalu tetapi aku lebih seneng melakukan berbagai kegiatan aku tuh sendiri. Bukannya aku ga suka orang lain ya. Walaupun suka sebel juga sama kerja kelompok di kampus. Kadang-kadang aku suka dipaksa untuk hangout bareng temen-temen aku. Aku pikir sekali-kali gapapa ya, tetapi kalo sering kurang bisa nikmatin kak. Temen-temen aku jadi kadang bilang ih kayak orang stres aja loe menyendiri terus. Apakah aku ngalamin gangguan jiwa kak? Karena aku koq sukanya beda ya dengan banyak orang?
(Jossie, 20 tahun, mahasiswa)

Hai Jossie,
apa yang kamu rasakan bukanlah hal yang aneh dan tentu saja bukan gangguan jiwa. Sepertinya kamu memiliki tipe kepribadian Introvert. Tidak hanya kamu yang mengalami perasaan berbeda, mungkin kamu suka dianggap aneh karena kamu menikmati kesendirianmu. Atau kamu lebih suka diam daripada bicara. Pilihan-pilihan hidup inilah yang seringkali membuat orang lain berprasangka dan kemudian memberikan stigma pada orang Introvert sebagai orang aneh. Pada kenyataannya, satu hal yang membuat seseorang nyaman belum tentu sama untuk orang lainnya. Perbedaan adalah hal yang wajar, ini yang seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Berita baiknya, kamu sudah menyadari apa yang kamu sukai dan apa yang membuatmu nyaman. Bahkan kamu juga tidak ragu untuk sesekali berkompromi untuk bersosialisasi dan menikmati dirimu bersama teman-temanmu. Tinggal bagaimana kamu akan menerima dirimu sendiri. Apalagi jika pilihan hidup yang kita sukai tidak merugikan orang lain, jadi tidak usah ragu untuk menjadi dirimu sendiri.

Pada kenyataannya, tidak ada Introvert yang sama persis. Begitu juga dengan Ekstrovert. Tidak semua Introvert suka selalu menyendiri membaca buku dan tidak semua Ekstrovert senang berkumpul dengan banyak orang setiap hari setiap saat. Tidak dipungkiri disekitar kita seringkali sebagai seorang anak hingga menjadi dewasa, kita diharapkan lebih banyak berbicara, lebih banyak membuka diri, membina hubungan dengan orang lain sebanyak mungkin. Hal-hal inilah yang layaknya diharapkan pada orang yang memiliki kepribadian Ekstrovert dan tentu saja mudah untuk mereka lakukan. Para Ekstrovert mendapatkan energi mereka melalui interaksi dengan banyak orang, semakin banyak semakin bersemangat. Tetapi Introvert justru akan merasa kelelahan yang luar biasa jika melakukan terlalu banyak interaksi dengan terlalu banyak orang.

Hal inilah yang seringkali membuat para Introvert merasa tidak mendapatkan kecocokan dengan lingkungan sosial yang merayakan Ekstrovert. Selalu dibanding-bandingkan dengan standar masyarakat yang dianggap “paling benar”, seringkali memang membuat banyak Introvert mudah merasa cemas dan merasa tertekan karena merasa “tidak sesuai” dengan ukuran teman-teman Ekstrovert. Hal ini umum terjadi terutama pada anak dan remaja karena keinginan menjadi bagian dari suatu kelompok pertemanan.

Tidak ada gunanya mengharapkan seorang Introvert akan dapat menjadi seorang Ekstrovert, karena hal tersebut tidak akan terjadi. Bukan karena seorang Introvert tidak ingin berubah, tetapi tidak bisa. Ekstrovert dan Introvert merupakan dua jenis kepribadian yang tidak begitu saja kamu dapat berhenti untuk menjadi jenis lainnya. Banyak penelitian psikologi perkembangan, salah satunya yang dilakukan di Harvard oleh Jerome Kagan selama 20 tahun. Ia menunjukkan bahwa dasar dari perbedaan antara dua kepribadian terletak dalam tingkatan genetika, yang tampil sejak masa awal anak melalui respon neurologi yang berbeda-beda pada stimulus dari lingkungan sekitarnya. Tidak ada kepribadian yang dominan ataupun lebih hebat satu dengan lainnya. Hal ini juga yang menguatkan tidak adanya kepribadian yang persis sama antar Introvert maupun antar Ekstrovert. Untuk mengetahui tipe kepribadianmu secara detil dan mendalam, kamu dapat mengunjungi psikolog terdekat yang dapat memberikan tes kepribadian, menjabarkan hasilnya untukmu dan mendiskusikannya bersamamu.
Comments are closed.