Begitu banyak masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita memahami diri kita beserta masalah-masalah yang dihadapi. Memang cukup sulit bahkan untuk banyak orang untuk menghadapi masalah seorang diri. Ada 2 profesi yang cukup dikenal di masyarakat untuk membantu memahami masalah kehidupan sehari-hari, yaitu Psikolog dan Psikiater. Banyak ni pertanyaan masuk seputar perbedaan keduanya. Nah, perbedaannya apa sih? :

Begitu banyak masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita memahami diri kita beserta masalah-masalah yang dihadapi. Memang cukup sulit bahkan untuk banyak orang untuk menghadapi masalah seorang diri. Ada 2 profesi yang cukup dikenal di masyarakat untuk membantu memahami masalah kehidupan sehari-hari, yaitu Psikolog dan Psikiater. Banyak ni pertanyaan masuk seputar perbedaan keduanya. Nah, perbedaannya apa sih?

 

(1) Psikiater
Merupakan dokter yang mengambil spesialisasi masalah gangguan jiwa berat. Sama seperti praktek spesialisasi kedokteran yang lain, psikiater juga menekankan fokus utama pada penggunaan medikasi (obat) untuk penyembuhan pada aspek fisik sebagai fokus utamanya, disertai juga dengan pemberian terapi kejiwaan.

(2) Psikolog
Adalah lulusan sarjana psikologi yang meneruskan program magister profesi psikolog (S2 profesi)  hingga mendapatkan gelar psikolog serta sertifikasi ijin praktek sebagai psikolog. Seorang sarjana psikologi saja belum dapat dianggap sebagai psikolog dan tidak memenuhi syarat untuk berpraktek. Seorang sarjana psikologi yang meneruskan ke program S2 psikologi sains maupun S2 psikologi terapan juga tidak dapat berpraktek sebagai psikolog. Psikolog, menangani kesehatan mental seseorang melalui pendekatan perilaku dan kognitif psikologis individu maupun komunitas/grup tanpa memberikan obat, namun melalui pemberian konseling maupun terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup seseorang ataupun kelompok.

Psikolog adalah lulusan sarjana psikologi yang meneruskan program magister profesi psikolog (S2 profesi)  hingga mendapatkan gelar psikolog serta sertifikasi ijin praktek sebagai psikolog. Seorang sarjana psikologi saja belum dapat dianggap sebagai psikolog dan tidak memenuhi syarat untuk berpraktek. Seorang sarjana psikologi yang meneruskan ke program S2 psikologi sains maupun S2 psikologi terapan juga tidak dapat berpraktek sebagai psikolog. Psikolog, menangani kesehatan mental seseorang melalui pendekatan perilaku dan kognitif psikologis individu maupun komunitas/grup tanpa memberikan obat, namun melalui pemberian konseling maupun terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup seseorang ataupun kelompok.

Jadi, pilih yang mana? Masih bingung?
Contohnya begini; jika kamu mengalami insomnia (sulit tidur dalam jangka waktu cukup lama/ menganggu kinerjamu sehari-hari) kemudian kamu berkonsultasi pada psikiater, maka kamu akan diberikan resep obat tidur. Ketika kamu ke psikolog, maka kamu akan diberikan konseling untuk mencari tahu sebab di luar fisik yang mungkin menyebabkan kamu tidak dapat tidur seperti pikiran yang mengganggu tentang kondisi anak atau pasangan misalnya. Setelah itu, psikolog akan memberikan psikoterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu yang sifatnya sangat personal.

Jadi, pilih yang mana? Masih bingung?Contohnya begini; jika kamu mengalami insomnia (sulit tidur dalam jangka waktu cukup lama/ menganggu kinerjamu sehari-hari) kemudian kamu berkonsultasi pada psikiater, maka kamu akan diberikan resep obat tidur. Ketika kamu ke psikolog, maka kamu akan diberikan konseling untuk mencari tahu sebab di luar fisik yang mungkin menyebabkan kamu tidak dapat tidur seperti pikiran yang mengganggu tentang kondisi anak atau pasangan misalnya. Setelah itu, psikolog akan memberikan psikoterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu yang sifatnya sangat personal.

Kamu tidak usah cemas, bila ternyata dari hasil konseling dengan psikolog ternyata kamu membutuhkan obat, maka psikolog akan merefer kamu untuk mendapatkan resep. Begitu juga sebaliknya, jika kamu pergi ke psikiater terlebih dahulu dan dirimu membutuhkan konseling psikologis maka psikiater akan merefer ke psikolog.

Kamu tidak usah cemas, bila ternyata dari hasil konseling dengan psikolog ternyata kamu membutuhkan obat, maka psikolog akan merefer kamu untuk mendapatkan resep. Begitu juga sebaliknya, jika kamu pergi ke psikiater terlebih dahulu dan dirimu membutuhkan konseling psikologis maka psikiater akan merefer ke psikolog.

Semoga paham ya! Jika masih ada keraguan, jangan ragu emailkan pertanyaanmu pada kami!