Menjadi ibu merupakan keinginan dari banyak perempuan. Namun tidak dipungkiri juga, jika melahirkan bukanlah hal yang mudah pula bagi banyak perempuan. Selanjutnya? Tidak ada istirahat bagi para ibu baru. Mereka mengalami kekurangan tidur yang serius, gejolak hormon yang tidak menentu dan harapan budaya yang “harus” menampilkan kebahagiaan karena telah menjadi perempuan dewasa seutuhnya. Mengingat hal ini, tak mengherankan jika 9 sampai 16 % ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan. Gabungan genetika, hormon, kemungkinan kurangnya dukungan keluarga, dan stres dapat menciptakan kondisi ini.

Masih banyak orang belum paham mengenai kondisi ini, bahkan perempuan itu sendiri. Saya akan mencoba memperkuat kondisi kritis ini dengan menjelaskan mitos tentang depresi paska melahirkan dan gejala yang harus diperhatikan:
Mitos 1: Depresi paska melahirkan dialami perempuan hanya setelah melahirkan.
Kenyataannya: Depresi paska melahirkan bisa dimulai sebelum melahirkan. Pada 50% ibu dengan depresi paska melahirkan, gejala dimulai saat kehamilan, tidak hanya setelah bayi lahir.
Mitos 2: Gangguan paska melahirkan juga bisa dimulai melampaui empat minggu pertama setelah melahirkan.
Kenyataannya: Mitos ini tidak salah 100%. Sebenarnya jika anda sudah merasakan ketidaknyamanan yang disertai stres, anda tidak perlu menunggu lebih lama untuk mendapatkan pertolongan. Tidak ada gejala dan waktu yang pasti dan persis sama antar ibu melahirkan.

Mitos 3: Depresi paska melahirkan hanya gangguan ringan sementara dan bisa dilewati seorang ibu jika bayinya sudah lebih besar.
Kenyataannya: Sayangnya tidak demikian. Ada gangguan postpartum lainnya selain depresi paska melahirkan, seperti: kecemasan paska melahirkan, OCD postpartum, dan ada juga yang jarang, namun dapat dikenali; yaitu psikosis paska melahirkan.
Mitos 4: Depresi paska melahirkan sama dengan baby blues.
Kenyataannya: Depresi paska melahirkan lebih dari sekedar “baby blues”; yaitu periode penyesuaian emosional yang terjadi setelah melahirkan. Baby blues bisa saja hilang dengan sendirinya, dan terdiri dari gejala di bawah ini secara sementara. Sebaliknya, pada depresi paska melahirkan, anda merasakan beberapa atau semua gejala lebih sering daripada tidak. Jadi, gejala Depresi paska melahirkan, apa saja ya?

Gejala 1: Anda merasa bersalah. Anda merasa seharusnya anda dapat melakukan lebih baik daripada ini atau seharusnya dapat menangani dengan cara yang berbeda. Kata-kata “Saya harus” sangat sering muncul di kepala Anda. Anda merasa tidak berharga atau merasa tidak pantas menjadi ibu. Anda tidak ingin ada yang tahu, anda menyembunyikan betapa mengerikannya perasaan anda. Anda khawatir jika anda bercerita pada seseorang, mereka akan menilai anda buruk.
Gejala 2: Anda tidak bisa diyakinkan. Dengan baby blues, wajar rasanya merasa terbebani, tapi beberapa kalimat lembut dan kesabaran dari pasangan anda atau teman yang anda percayai akan membuat anda merasa lebih baik. Namun pada depresi paska melahirkan, anda merasa terbebani, sedih, atau cemas lebih sering daripada tidak. Alih-alih orang terdekat terasa menghibur, anda hanya merasa semuanya seperti kebohongan.
Gejala 3: Anda berfantasi tentang melarikan diri. Sebagai contoh, anda berfantasi pergi jauh dan tidak pernah kembali karena merasa keluarga anda akan lebih baik tanpa anda. Anda mungkin memiliki pikiran untuk melarikan diri dengan membunuh diri sendiri atau terbunuh, seperti ditabrak bus. Fantasi ini bertahan bahkan jika Anda mendapatkan istirahat dan dukungan. Catatan: jika pikiran bunuh diri terus menghantui pemikiran, atau anda punya rencana untuk bunuh diri, jangan segan untuk mencari bantuan psikolog.
Gejala 4: Anda merasa terbebani. Dengan depresi paska melahirkan, anda tidak hanya merasa terbebani pada saat-saat sulit, tapi sebagian besar atau sepanjang waktu. Anda merasa seolah-olah anda tidak cocok menjadi seorang ibu dan ini semua adalah kesalahan besar anda.
Gejala 5: Anda mempertanyakan cinta anda pada bayi anda sendiri. Anda tidak merasakan kasih sayang pada bayi anda, dan bahkan mungkin tidak ingin melihatnya atau merawatnya.

Gejala 6: Anda merasa tidak memadai. Anda khawatir tidak cukup baik atau tidak dapat melakukan ini dan bayi anda akan dirugikan atau terhambat selamanya, dan itu semua akan menjadi kesalahan Anda. Anda yakin bahwa anda tidak melahirkan dengan “cara yang benar,” atau tidak bisa atau tidak mau menyusui.
Gejala 7: Anda mudah marah dan mudah tersinggung. Anda merasa ingin marah pada pasangan anda, atau siapa saja yang mendekati anda. Anda mungkin membenci bayi anda karena telah membuat anda harus melalui ini semua.
Gejala 8: Anda khawatir bayi anda akan menganggap anda sebagai penipu. Anda khawatir bahwa anda tidak layak menjadi ibu dan bayi anda dapat mengatakannya: dia tidak menyukai anda, tidak mencintai anda, atau membenci anda karena anda selalu menangis atau menganggap anda gila karena kehilangan keinginan hidup atau tidak dapat tidur.
Membawa manusia baru ke dunia memang melelahkan secara fisik maupun emosional. Tapi jika anda berpikir bahwa anda telah kehilangan akal sehat, atau mengalami gejala di atas, anda layak mendapatkan pertolongan. Penting untuk diketahui, depresi paska melahirkan, kegelisahan, OCD, dan psikosis semuanya bisa dibenahi. Anda bukan ibu yang buruk jika anda memiliki gangguan paska melahirkan, dan mencari bantuan psikolog.