Hai teman psikolog! Dalam artikel blog kali ini, saya akan mengulas beberapa pertanyaan teman-teman psikolog mengenai kehidupan introvert. Semoga semakin semangat menjadi Introvert! :

Hai mbak Anindya, aku tuh punya kepribadian Introvert. Untuk memastikannya aku melakukan tes kepribadian dengan psikolog. Aku cukup senang keluar bergaul dengan teman-temanku. Sekaligus suka tempat-tempat yang lebih tenang. Aku juga bukan pengambil risiko ataupun pembuat keputusan yang cepat. Aku puas dengan diriku mbak, tetapi kenapa masih suka merasa sebel ya mbak jadi introvert?
(Lina, 20 tahun, mahasiswa)
Hai Lina, kepribadian introvert datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Jadi sebenarnya kamu ga sendirian koq. Sebenarnya hal ini jadi memberdayakan. Banyak introvert, masih merasa malu atau tidak nyaman dengan kondisi introvert mereka sendiri, masuk akal. Saat ini kita hidup dalam dunia yang masih merayakan ekstroversi sebagai yang ideal. Sepertinya kita harus terus berusaha menampilkan diri kita, ketika di sekolah ataupun pekerjaan. Kita harus bekerja dalam kelompok, apakah kita di kelas atau di tempat kerja. Masyarakat sepertinya mempersiapkan segala sesuatu mulai dari bagaimana kita belajar hingga bagaimana kita bekerja menuju ekstrovert. Dan dengan melakukan itu, seperti ada rasa yang hilang dalam diri introvert.

Mbak, katanya introvert belum tentu pemalu ya? Apa sih mbak hal ga bener lainnya tentang introvert?
(Wilson, 18 tahun, pelajar)
Hai Wilson, pernah denger kalo Introvert itu ansos/anti sosial. Nah ini juga ga bener banget ya hehehe. Introvert berbeda secara sosial. Itu sebabnya mereka lebih suka ditemani teman dekat, atau berbagi cerita dengan satu-dua orang saja. Mereka mungkin bersenang-senang di pesta, tetapi setelah satu atau dua jam, mereka akan ingin pulang, karena mereka merasakan stimulasi yang cukup untuk malam itu. Kesalahpahaman lain adalah bahwa introvert tidak bisa menjadi pemimpin. Sebagai contohnya adalah Gandhi dan Presiden Obama adalah contoh pemimpin yang introvert.

Ekstroversi sangat dihargai dalam budaya kita, orang tua mungkin khawatir bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak-anak introvert mereka. Bagaimana cara orang tua membesarkan anak pendiam?
(Richard, 32 tahun, karyawan)
Yang terpenting adalah memahami bahwa orang introvert hanya berbeda secara sosial. Sangat membantu bagi orang tua untuk tidak menganggap bahwa anak anda perlu berteman dengan semua orang. Cukup untuk memiliki beberapa teman dan bermain dengan cara yang lebih tenang. Bayangkan misalnya anak anda takut berenang. Mungkin tidak berhasil untuk mengikutsertakan mereka ke dalam pelajaran berenang dalam kelompok besar anak-anak. Mereka mungkin melakukan lebih baik dengan pelajaran pribadi ketika kolam lebih tenang. Lalu mereka bisa terjun ke kolam. Pada dasarnya, ini cara belajar yang berbeda. Anak-anak perlu tahu dari orang tua mereka bahwa cara belajar yang berbeda tidak menjadi masalah. Ini juga membantu anak-anak yang introvert untuk mengembangkan bidang pengetahuan yang mereka sukai, serta membangun kehidupan sosial di sekitarnya.

Dalam pekerjaan seringkali seorang introvert dalam pekerjaannya harus bertemu banyak orang dan tentu saja harus berbicara dengan mereka. Gimana ya mbak biar bisa ga terasa terlalu berat?
(Zara, 22, freelancer)
Hal ini berkaitan dengan faktor ketakutan. Seperti banyak orang Introvert lainnya, saya menemukan bahwa melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan dapat menakutkan pada awalnya. Jika kamu mau mencoba untuk menghadapi hal yang kamu takuti, saya yakin kamu bisa melewatinya. Pastinya akan mulai menjadi kurang menakutkan setelah mencobanya. Apalagi jika hal yang kamu takuti merupakan hal yang dapat mengembangkan dirimu sebagai Introvert. Hal yang menggairahkan bagi Introvert tidak jarang bersinggungan dengan dunia ekstrovert. Coba atur kecepatan dirimu dan berapa banyak waktu sendiri atau istirahat yang kamu butuhkan.
Ada ga mbak Anindya, saran sederhana agar sebagai seorang Introvert kita ga kebingungan menghadapi kehidupan kita sendiri?
(Ezra, 25, fotografer)
Para introvert harus merasa tidak hanya nyaman tentang siapa mereka tetapi juga untuk bangga, dan untuk memanfaatkan kekuatan mereka. Orang introvert sering merasa ada sesuatu yang salah dengan mereka, seolah-olah introversi adalah kelemahan. Orang-orang merasa sangat bersalah karena lebih suka menyendiri, seharusnya tidak perlu.