Mitos Tentang Bunuh Diri… Kamu Sudah Tau?

Ga dipungkiri tingkat pelaku bunuh diri terus meningkat. Kekhawatiran ini tidak membedakan dari orang ke orang. Bunuh diri mempengaruhi semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi hingga lintas budaya dan negara.

Kenapa orang berusaha bunuh diri? Kamu bisa lihat disini.

Artikel kali ini justru saya ingin membahas mitos seputar topik bunuh diri, apa aja sih? Lihat yuk supaya ga gampang kena hoax bunuh diri:

Mitos: Bunuh diri hanya berpengaruh pada orang dengan gangguan jiwa.

Faktanya: Banyak orang bermasalah secara mental tidak terpengaruh oleh bunuh diri dan tidak semua orang yang mencoba atau bunuh diri memiliki gangguan kesehatan mental. Masalah hubungan ataupun tekanan kehidupan lainnya seperti masalah kriminal, hukum, penganiayaan, kematian orang yang dicintai, penyakit fisik, trauma, bullying, pelecehan seksual, dapat juga terkait dengan keinginan untuk bunuh diri.

Mitos: Ketika seseorang pernah berusaha bunuh diri, dia akan selalu mencoba untuk mengulanginya.

Faktanya: Ide bunuh diri aktif seringkali bersifat jangka pendek dan spesifik untuk situasi tertentu. Tindakan bunuh diri sering kali merupakan upaya putus asa untuk mengendalikan emosi dan pikiran menyakitkan yang mendalam yang dirasakan seseorang. Begitu pikiran-pikiran ini menghilang, hilang juga ide bunuh dirinya. Pikiran untuk bunuh diri bisa saja kembali, tapi tidak permanen. Seorang individu yang pernah berpikir dan berupaya bunuh diri sebelumnya bisa melanjutkan untuk hidup hingga hari tuanya.

Mitos: Kebanyakan situasi bunuh diri terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan.

Faktanya: Tanda-tanda peringatan baik secara verbal maupun perilaku biasanya mendahului sebagian besar situasi bunuh diri. Makanya penting banget untuk mempelajari dan memahami tanda-tanda peringatan yang terkait tentang bunuh diri. Banyak orang yang bunuh diri mungkin hanya menunjukkan tanda-tanda peringatan kepada orang-orang terdekat mereka dan orang-orang ini bisa saja menyangkal atau mungkin malah tidak mengenali tanda-tanda peringatan tersebut.

Mitos: Orang yang bunuh diri itu egois dan hanya mengambil jalan keluar yang mudah saja.

Faktanya: Individu yang bunuh diri melakukan hal tersebut bukan karena mereka tidak ingin hidup atau mengakhiri hidup mereka tetapi karena mereka ingin mengakhiri penderitaan mereka. Orang-orang ini sangat menderita sehingga mereka merasa tidak berdaya dan putus asa. 

Mitos: Berbicara tentang bunuh diri dapat mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri.

Faktanya: Ada stigma luas terkait dengan bunuh diri dan akibatnya, banyak orang takut membicarakannya. Padahal, berbicara tentang bunuh diri tidak hanya mengurangi stigma tetapi juga memungkinkan individu mencari bantuan, memikirkan kembali pendapat mereka, dan berbagi kisah mereka dengan orang lain. Kita semua perlu berbicara lebih banyak dan terbuka tentang bunuh diri.

Mitos: Bunuh diri biasanya dilakukan tanpa berpikir panjang.

Faktanya: Banyak orang yang ingin atau pernah mencoba bunuh diri sebenarnya merenungkan, membayangkannya, berfantasi tentang hal itu, menulis catatan bunuh diri, bahkan ada yang memposting hal-hal tersebut di internet dan setelah berhari-hari atau berminggu-minggu, mereka kemudian mungkin melakukan upaya tersebut. Biasanya ada rencana untuk bunuh diri dan tanda-tanda peringatan yang sering terlewatkan oleh banyak orang.

Semoga kita semua menjadi lebih peka dengan lingkungan sekitar kita ya! Posting ini didedikasikan untuk setiap individu yang telah berpikir untuk bunuh diri, sudah mencoba untuk bunuh diri atau yang telah meninggalkan dunia ini karena bunuh diri. Dan, tentu saja untuk siapa saja agar senantiasa menguatkan orang terdekatnya bila tahu mereka berpikir untuk bunuh diri.