Banyak dari kita terus berpegangan pada rasa takut kita, yang membuat kita merasa lebih rentan. Semua berita seputar risiko, tantangan, dan kematian yang terkait dengan Covid-19, jelas telah melemahkan kita. Ketakutan kita dipicu, kekhawatiran tertular, hingga mudah percaya begitu saja pada hoax tanpa mencari kebenarannya. Akhirnya berpotensi menimbulkan masalah baru.

Psikolog menyebut kondisi ini sebagai availability bias/bias ketersediaan, yang berarti kita lebih cenderung memberi nilai lebih pada peristiwa yang dapat segera kita ingat. Orang sering menilai kemungkinan suatu peristiwa, atau frekuensi kejadiannya ketika hal tersebut dengan mudahnya muncul dalam pikiran kita. Sebagian besar orang memiliki penilaian risiko yang buruk, apalagi media yang tak hentinya memberitakan seputar Covid-19 ini, seringkali akhirnya malah tidak membantu. Hal ini menempatkan orang akhirnya berada dalam kondisi kewaspadaan tinggi.

Banyak dari kita terus berpegangan pada rasa takut kita, yang membuat kita merasa lebih rentan. Semua berita seputar risiko, tantangan, dan kematian yang terkait dengan Covid-19, jelas telah melemahkan kita. Ketakutan kita dipicu, kekhawatiran tertular, hingga mudah percaya begitu saja pada hoax tanpa mencari kebenarannya. Akhirnya berpotensi menimbulkan masalah baru.

Emosi juga merusak persepsi kita akan risiko. Secara umum, kita takut akan peristiwa-peristiwa bencana seperti serangan teroris atau virus mematikan, seperti Covid-19 ini, menilai risikonya menjadi sangat sulit karena pengetahuan objektif kita tentang penyakit ini masih terus berkembang. Ketidakpastian ini juga memberikan ruang untuk klaim palsu, yang dapat mengarah pada perilaku yang memperbesar penularan penyakit.

Manusia seringkali buruk dalam menemukan informasi yang benar secara online, sebagian karena tidak mau meluangkan waktu, malas atau tidak tahu bagaimana, untuk memeriksa fakta dengan benar. Tetapi itu juga karena ingatan kita, mendorong kita untuk mempercayai hal-hal yang kita baca berulang kali; untuk mencari informasi yang mengesahkan keyakinan yang sudah ada sebelumnya.

Kita memang tidak dapat mengendalikan setiap risiko yang menghadang sambil menjalani kehidupan yang bermakna dan produktif pada saat yang bersamaan, namun menghindari realita juga tidak baik bagi kesehatan mental kita.

Kita memang tidak dapat mengendalikan setiap risiko yang menghadang sambil menjalani kehidupan yang bermakna dan produktif pada saat yang bersamaan, namun menghindari realita juga tidak baik bagi kesehatan mental kita.

Jadi bagaimana dong? Menghadapi rasa takut memungkinkan kita untuk merasa paling tidak sedikit dapat mengontrol situasi. Cobalah tips berikut ini:

Pertahankan ketenangan diri dan batasi jumlah waktumu melihat berita. Tentu saja penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di luar sana, tetapi kamu juga perlu tahu kapan harus mematikan youtube atau berhenti membaca berita untuk menjaga keseimbangan. Bisa jadi menjadi takut mungkin sudah menyebabkan kekacauan dalam hidupmu.

Ubah pemikiran dari “Bagaimana kalo ketularan ya?” ke “Apa yang bisa saya lakukan sekarang?”
Perlu membandingkan berbagai sumber untuk mendapatkan apa yang tampaknya paling valid, misalnya informasi medis dari sumber medis atau pemerintah. Beritahukan fakta kepada anak-anak kita tentang apa yang sedang terjadi sekarang dan informasi untuk mengurangi risiko terinfeksi dengan kata-kata yang mereka pahami.

Ubah pemikiran dari “Bagaimana kalo ketularan ya?” ke “Apa yang bisa saya lakukan sekarang?” Perlu membandingkan berbagai sumber untuk mendapatkan apa yang tampaknya paling valid, misalnya informasi medis dari sumber medis atau pemerintah. Beritahukan fakta kepada anak-anak kita tentang apa yang sedang terjadi sekarang dan informasi untuk mengurangi risiko terinfeksi dengan kata-kata yang mereka pahami.

Cobalah berinteraksi dengan individu yang berpikir positif dan mereka yang memiliki pengaruh baik pada Anda. Orang-orang ini dapat menjadi teman atau bahkan seorang terapis. Dengarkan hati Anda dan tentukan siapa yang bergaung dengan pandangan dunia Anda. Penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian dapat menyebabkan respons stres, jadi cobalah untuk tidak mengisolasi diri.

Mengurangi kecemasan dan stres dengan:
Isi keseharianmu dengan humor,bagus banget ni supaya kita ga tegang banget menghadapi kondisi ini.  Sempatkan berolahraga, makan sehat juga ya. Lockdown diri sendiri dan keluarga jika memang perlu tanpa meremehkan situasi saat ini dan kondisi orang lain yang memilih tidak lockdown ya. Disaat kamu memilih lockdown, kamu bisa mengerjakan hobi di rumah yang mungkin sudah lama tidak kamu lakukan. Jadi jangan lupa untuk tetap bersyukur bagi yang tidak terkena dan tetap bersyukur jika memang anda atau anggota keluarga yang terkena, yakinkan bahwa banyak yang sudah mengalami kesembuhan pula. Jangan lupa tidur yang cukup.

Terimalah kenyataan bahwa Covid-19 ini adalah bagian dari keberadaan kita sekarang. Ada banyak virus di masa lalu, dan akan ada lagi di masa depan. Ini semua untuk menjaga kita dalam perspektif yang benar. Penting loh untuk mengingat hal yang baik yang dapat memberikan kekuatan, menghasilkan rasa damai ketenangan hati; dan dengan melakukan hal di atas, sebenarnya kita sudah memberdayakan diri sendiri dan tidak membiarkan rasa takut mengendalikan kita, tetapi juga jangan meremehkan ya!

Terimalah kenyataan bahwa Covid-19 ini adalah bagian dari keberadaan kita sekarang. Ada banyak virus di masa lalu, dan akan ada lagi di masa depan. Ini semua untuk menjaga kita dalam perspektif yang benar. Penting loh untuk mengingat hal yang baik yang dapat memberikan kekuatan, menghasilkan rasa damai dan ketenangan hati; dan dengan melakukan hal di atas, sebenarnya kita sudah memberdayakan diri sendiri dan tidak membiarkan rasa takut mengendalikan kita, tetapi juga jangan meremehkan ya!