Hai semuanya! Di tengah pandemi Covid-19 ini, saya mendapatkan cukup banyak pertanyaan seputar bagaimana menghadapi situasi ini. Simak yuk, mungkin kamu memiliki pertanyaan yang sama juga!

Hai semuanya! Di tengah pandemi Covid-19 ini, saya mendapatkan cukup banyak pertanyaan seputar bagaimana menghadapi situasi ini. Simak yuk, mungkin kamu memiliki pertanyaan yang sama juga!

Q: Wahhh mbak Anindya, saya rasanya bisa gila di rumah terus, liat televisi isinya berhubungan sama Corona terus. Mau ke supermarket takut, jadi bener-bener sama anak-anak, merekapun kayaknya sudah bosen sama saya. Segala macem udah dikerjain bareng, dari tugas sekolah mereka, membersihkan setiap lemari, atau masak terus akhirnya makan terus, berat badan sudah naik. Saya khawatir banget mbak, saran dong mbak?
A: Keliatannya banyak keluarga mengalami hal yang sama. Pertama untuk disadari adalah jangan semuanya anda yang terus mengatur dan melakukan yang biasanya dilakukan di luar kondisi pandemik. Cobalah untuk melakukan atau mencoba sesuatu yang belum pernah anda lakukan yang mungkin pernah terpikirkan tetapi tidak perah kesampaian untuk melakukannya walaupun di rumah atau paling tidak sesuatu yang sangat jarang anda lakukan. Misalnya: Coba belajar memainkan gitar? lihat instruksinya di Youtube. Menulis novel? Belajar bahasa baru di aplikasi Duolingo, ajak anak memainkannya bersama. Anda juga bisa membuat permainan salon bersama anak anda, bergantian saling memijat kepala untuk melakukan krimbat. Ajak anak anda atau pasangan untuk mengumpulkan ide, di akhir minggu untuk ide terbaik dapat dikerjakan bersama.

Q: Wahhh mbak Anindya, saya rasanya bisa gila di rumah terus, liat televisi isinya berhubungan sama Corona terus. Mau ke supermarket takut, jadi bener-bener sama anak-anak, merekapun kayaknya sudah bosen sama saya. Segala macem udah dikerjain bareng, dari tugas sekolah mereka, membersihkan setiap lemari, atau masak terus akhirnya makan terus, berat badan sudah naik. Saya khawatir banget mbak, saran dong mbak? A: Keliatannya banyak keluarga mengalami hal yang sama. Pertama untuk disadari adalah jangan semuanya anda yang terus mengatur dan melakukan yang biasanya dilakukan di luar kondisi pandemik. Cobalah untuk melakukan atau mencoba sesuatu yang belum pernah anda lakukan yang mungkin pernah terpikirkan tetapi tidak perah kesampaian untuk melakukannya walaupun di rumah atau paling tidak sesuatu yang sangat jarang anda lakukan.

Q: Mbak Anindya, gue tuh orang yang cukup mudah untuk memotivasi diri sendiri, tapi lama-lama, sedikit demi sedikit, ketika kegilaan Corona terus berlanjut, gue koq makin acuh tak acuh sama kehidupan. Pertama, karena ga ngantor gw jadi males sisiran apalagi pake baju rapi. Nah kondisinya semakin serius: Gw tidak menyelesaikan kerjaan kantor. Dalam pikiran gw, “Apa ngaruhnya?” semakin sering muncul di kepala gue hanya membuat gue hanya ingin makan dan buka sosmed saja, sampe addict kali nih sama sosmed. Ada saran mbak?
A: Ga aneh dan tidak mengherankan koq apa yang kamu rasakan, sekaligus tentu saja memang tidak menyenangkan melihat dunia yang tengah terpapar pandemi, banyaknya berita buruk belum lagi hoax yang terus bermunculan. Tapi kamu benar juga, hal ini bila didiamkan bisa buruk bagi kesehatan mental, dan dapat merugikan pekerjaanmu. Kalau mau coba diambil sisi positifnya, krisis ini sebenarnya memaksamu melakukan apa yang sepertinya sudah lama harus kamu lakukan: coba evaluasi kembali karirmu. Setelah mengevaluasi dan kamu tetap ingin mempertahankan pekerjaanmu setelah pandemi, coba deh lakukan hal berikut ini untuk membantumu mengambil langkah maju: mandi dan berdandan layaknya kamu akan bekerja setiap pagi layaknya dikantor. Untuk membuat kemajuan, kamu bisa memulai dengan bagian pekerjaanmu yang mudah dan menyenangkan. Terus buat diri termotivasi dengan membayangkan dirimu dipuji atas upayamu.

Kalau mau coba diambil sisi positifnya, krisis ini sebenarnya memaksamu melakukan apa yang sepertinya sudah lama harus kamu lakukan: coba evaluasi kembali karirmu. Setelah mengevaluasi dan kamu tetap ingin mempertahankan pekerjaanmu setelah pandemi, coba deh lakukan hal berikut ini untuk membantumu mengambil langkah maju: mandi dan berdandan layaknya kamu akan bekerja setiap pagi layaknya dikantor. Untuk membuat kemajuan, kamu bisa memulai dengan bagian pekerjaanmu yang mudah dan menyenangkan. Terus buat diri termotivasi dengan membayangkan dirimu dipuji atas upayamu.

Q: Hai Mbak Anin, ada teman yang terus saja membicarakan berbagai sisi buruk pemerintah menghadapi pandemi saat ini melalui grup WA maupun sosmed. Misalnya benar sekalipun, kalo terus-terusan dibahas kan jadi kesel aja kan otak ini dan bawaannya jadi stres aja deh seharian. Saya tidak yakin untuk menyampaikan hal ini pada mereka atau berbicara dengannya tentang hal ini. Menurut mbak Anin gimana?
A: Keraguanmu untuk membicarakannya adalah hal yang wajar, apalagi jika ybs adalah teman lama dan dekat. Adalah bijaksana untuk menghindari percakapan dengan orang yang sedang marah, termasuk marah dengan kondisi negara saat ini. Justru karena kedekatan, dirimu bisa mencari waktu kapan baiknya menyampaikan isi hatimu melalui telepon atau video call. Jika memang ia sahabat sejatimu, ia akan menerima masukanmu, atau paling tidak merenungkannya terlebih dahulu. Jika memang ia tidak paham juga, kamu bisa menonaktifkan dahulu pemberitahuan pesan grup maupun pesan sosmed-mu. Ingat untuk mensejahterakan kesehatan mental kita ya!

Ada lagi yang ingin kalian tanyakan seputar kesehatan mental dan Covid-19? Kirimkan saja emailmu melalui anindya.psikolog@gmail.com . Email yang terpilih akan dibuatkan dalam artikel, tentu saja akan ditampilkan secara anonim, jadi kamu tidak perlu khawatir ya!

Ada lagi yang ingin kalian tanyakan seputar kesehatan mental dan Covid-19? Kirimkan saja emailmu melalui anindya.psikolog@gmail.com . Email yang terpilih akan dibuatkan dalam artikel, tentu saja akan ditampilkan secara anonim, jadi kamu tidak perlu khawatir ya!