Pada awalnya, internet memungkinkan kita untuk ngobrol, atau mengirim email kepada siapa pun di dunia. Kemudian, jejaring sosial memungkinkan kita terhubung dengan teman, sahabat masa kecil, dan rekan kerja hanya dengan mengklik tombol. Akhirnya, smartphone memudahkan kita untuk terhubung dengan siapa pun yang kita inginkan sepanjang waktu. Jadi, awalnya kamu pasti berpikir kita akan merasa nyaman dengan kehidupan sosial kita, bukan? Berkomunikasi dengan orang-orang menjadi begitu simpel dan mudah diakses.

Sayangnya, internet sebenarnya tidak membantu kita merasa lebih terhubung dengan siapa pun. Penelitian menunjukkan hampir sebagian besar dari kita malah merasa kesepian dan terisolasi. Inilah sebenarnya penyebabnya mengapa kita akhirnya merasa kurang terhubung dalam era digital ini:
Kita tidak dapat membentuk hubungan yang bermakna dengan seseorang kecuali jika kamu berbicara tentang masalah nyata dan berbagi masalah nyata. Tapi bukan itu yang terjadi di media sosial. Ada tekanan untuk membuat hidup kita terlihat lebih baik di media sosial daripada yang sebenarnya. Jadi, daripada membagikan apa yang sebenarnya terjadi, banyak orang lebih memilih berbicara tentang pencapaian mereka, liburan yang menyenangkan, atau makanan enak. Kebutuhan untuk menjaga tampilan bahwa segala sesuatunya sempurna sering bercampur ke dalam kehidupan nyata kita dan akhirnya membuat hubungan tetap dangkal. Jadi, tanpa hubungan yang berarti, kamu akan lebih mudah merasa kesepian bahkan ketika kamu dikelilingi oleh orang-orang.
Lebih banyak waktu di depan smartphone dapat mengganggu kemampuan anak-anak untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya. Ada penelitian yang memperlihatkan bahwa anak-anak menjadi lebih baik dalam membaca emosi orang lain setelah hanya lima hari tidak menggunakan perangkat digital mereka. Saya rasa terlalu lama menggunakan smartphone juga mempengaruhi kecerdasan sosial orang dewasa. Ditambah lagi, berkomunikasi dengan emoji jauh berbeda dari berkomunikasi tatap muka. Kita dapat menceritakan banyak hal tentang apa yang kita pikirkan dan rasakan jika kita dapat melihat seseorang secara langsung.

Sosial media: Kuantitas hubungan, bukan kualitas. Pengguna Facebook rata-rata memiliki 338 teman. Namun yang jelas, memiliki ratusan teman di media sosial tidak membuat seseorang kurang kesepian. Memiliki lima teman sejati lebih baik untuk kesehatan mental daripada memiliki 1000 “teman” media sosial.
Kecanduan smartphone mengganggu interaksi tatap muka. Pastinya kamu sering melihat ketika sedang makan di restoran, melihat keluarga atau pasangan mengabaikan satu sama lain karena mereka asik menatap smartphone mereka masing-masing? Dan seberapa sering ketika kamu sedang berbicara dengan seseorang yang kemudian menginterupsimu untuk menanggapi pesan teks atau email saat kamu sedang berada di tengah kalimat? Studi menunjukkan orang memeriksa ponsel mereka, rata-rata, antara 35 dan 74 kali per hari. Saya rasa millenial lebih sering memeriksa ponsel mereka. Sungguh ironis bahwa banyak orang menelusuri media sosial untuk melihat apa yang dilakukan orang lain, daripada memperhatikan orang-orang yang berada tepat di depan mereka. Kita tidak akan dapat memiliki interaksi tatap muka berkualitas ketika kita terganggu oleh smartphone-mu setiap beberapa menit.

Internet memudahkan untuk bekerja dari jarak jauh. Hal ini bisa baik untuk kesehatan mental kita, misalnya seperti dengan mengurangi waktu perjalanan kita. Tapi, kerja jarak jauh juga berarti lebih sedikit persahabatan dengan kolega kita. Bagi banyak orang, apakah mereka wiraswasta atau karyawan jarak jauh, pekerjaan dapat menjadi sangat terisolasi karena teman dan anggota keluarga lainnya tidak benar-benar memahami apa yang mereka lakukan sepanjang hari.
Ironisnya, memang perlu upaya ekstra untuk tetap terhubung dengan tatap muka di era media sosial. Tetapi penting untuk melakukannya karena kesepian bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik kita dan juga kesejahteraan emosional kita.

Mungkin sulit untuk menjangkau teman ketika kamu lagi bad mood, tetapi mengajak seseorang untuk sekedar minum kopi bareng atau bahkan bergabung dengan organisasi hobi atau menjadi relawan dapat membantumu berinteraksi dengan orang lain. Jadi sudah ada rencanakah untuk mengajak teman anda ketemuan?