Pandemi global COVID-19 pastinya mengagetkan. Kita semua berusaha menyesuaikan diri dengan realitas baru. Kita semua hanya berusaha mengelola kehidupan sehari-hari kita dengan mengurus anak-anak atau orang tua kita, menghadapi tekanan finansial, dan menyesuaikan diri dengan cara baru untuk menghadapi kehidupan.
Semua stres yang terkait dengan #DiRumahAja dapat mengakibatkan berbagai perasaan negatif seperti kecemasan, depresi dan gangguan tidur. Namun, mental yang kuat dapat terbentuk melalui pengalaman buruk. Meskipun kita berada di tengah krisis ini, siapa saja dapat menjadi lebih kuat menghadapi kehidupan saat ini hingga nanti ketika pandemi berakhir.

Semua stres yang terkait dengan #DiRumahAja dapat mengakibatkan berbagai perasaan negatif seperti kecemasan, depresi dan gangguan tidur. Namun, mental yang kuat dapat terbentuk melalui pengalaman buruk. Meskipun kita berada di tengah krisis ini, siapa saja dapat menjadi lebih kuat menghadapi kehidupan saat ini hingga nanti ketika pandemi berakhir.

Berikut ini adalah beberapa saran bagaimana orang yang kuat secara mental merespons krisis. Coba lihat ya:

1. Coba batasi paparan berita dan media.
Ada  prediktor utama terhadap seberapa baik seseorang akan merespons dalam suatu krisis. Pertama; adalah seberapa rentan hidup kita sendiri sebelum krisis. Kedua; adalah seberapa banyak berita yang  kita konsumsi selama krisis. Paparan media dan siklus berita 24/7 dapat mengaktifkan respons “lawan atau lari”, paparan media harian berkaitan dengan peningkatan tekanan dan fungsi yang buruk dalam jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang membatasi asupan berita dan media. Coba pilih media-media yang bertanggung jawab walaupun sekarang cukup sulit menemukannya, dan juga batasi eksposur pada foto-foto menyedihkan yang ditampilkan pada berita.

2. Menerima perasaan kita apa adanya.
Individu yang kuat secara mental menerima perasaan mereka apa adanya; seseorang yang tangguh akan memahami bahwa perasaan seperti ketakutan, kecemasan, keputusasaan, kemarahan, dan kesedihan adalah hal yang wajar dirasakan semua manusia. Apalagi kita semua sedang berada di tengah pandemi yang telah mengubah hidup kita: apakah itu kehilangan pekerjaan, anak-anak harus terus-menerus belajar di rumah, ketidakmampuan untuk menghadiri pemakaman atau menengok seseorang di rumah sakit.

Orang yang kuat secara mental memahami bagaimana media sosial beroperasi dan membatasi penggunaannya. Mereka tahu bahwa sosial media seperti Twitter atau IG dapat menjadi saluran berita tidak resmi dan memperlihatkan berita yang dirancang khusus bahkan tak jarang hoaks berdasarkan perilaku dan preferensimu mencari berita. Algoritma digunakan untuk memberikanmu berita yang kemungkinan besar akan kita konsumsi, dan bahwa berita itu condong ke preferensimu. Ini dapat meningkatkan bias dan kecenderungan untuk membuat kita cemas secara terus-menerus.

3. Membatasi media sosial.
Orang yang kuat secara mental memahami bagaimana media sosial beroperasi dan membatasi penggunaannya. Mereka tahu bahwa sosial media seperti Twitter atau IG dapat menjadi saluran berita tidak resmi dan memperlihatkan berita yang dirancang khusus bahkan tak jarang hoaks berdasarkan perilaku dan preferensimu mencari berita. Algoritma digunakan untuk memberikanmu berita yang kemungkinan besar akan kita konsumsi, dan bahwa berita itu condong ke preferensimu. Ini dapat meningkatkan bias dan kecenderungan untuk membuat kita cemas secara terus-menerus.

4. Memahami kurangnya produktivitas diri.
Mungkin terasa ada tekanan dari diri sendiri aupun lingkungan sekitar kita untuk “menjadi produktif” dengan meningkatnya waktu yang kamu miliki di rumah. Pertanyaan yang harus kamu tanyakan kepada diri sendiri adalah, “Apakah masuk akal untuk menjadi produktif ketika kita sedang berperang dengan pandemi?” Penting loh untuk memahami bahwa kurangnya fokus, konsentrasi, dan perasaan yang tak menentu adalah hal yang umum selama masa pandemi ini. Orang yang kuat secara mental menyadari bahwa ketika kebutuhan fisiologis dan keselamatan mereka terancam, seperti saat pandemi. Mereka tidak menekan diri mereka sendiri untuk berproduksi atau berprestasi.

Perilaku seperti gosip, kebohongan kronis, menuntut, menakut-nakuti, bisa sangat negatif dan berdampak pada kesejahteraan mentalmu. Meskipun kamu mungkin dapat mentolerir negativitas dari teman dan keluarga, dan orang-orang yang kamu follow di sosmed selama masa non-pandemi, menghilangkan energi beracun sangatlah penting untuk bertahan selama masa COVID-19. Pikirkan tentang membatasi paparan dari mereka, baik itu menggunakan Whatsapp ataupun Zoom untuk berkomunikasi. Karena orang-orang yang kuat secara mental dapat memilih menghabiskan waktu bersama orang-orang yang memperlihatkan perilaku sehat dan menambah kesejahteraan mental kita.

5. Membatasi diri dengan Toxic People.
Perilaku seperti gosip, kebohongan kronis, menuntut, menakut-nakuti, bisa sangat negatif dan berdampak pada kesejahteraan mentalmu. Meskipun kamu mungkin dapat mentolerir negativitas dari teman dan keluarga, dan orang-orang yang kamu follow di sosmed selama masa non-pandemi, menghilangkan energi beracun sangatlah penting untuk bertahan selama masa COVID-19. Pikirkan tentang membatasi paparan dari mereka, baik itu menggunakan Whatsapp ataupun Zoom untuk berkomunikasi. Karena orang-orang yang kuat secara mental dapat memilih menghabiskan waktu bersama orang-orang yang memperlihatkan perilaku sehat dan menambah kesejahteraan mental kita.

Orang-orang yang kuat secara mental akan menyayangi diri dan berusaha fleksibel dengan rutinitas baru. Misalnya karena gym ditutup, mereka dapat memilih opsi latihan lain sambil tetap menjaga jarak sosial, seperti berjalan atau melakukan yoga sendiri. Ataupun mencoba hal baru dan mendalami hobi baru. Tidak lupa tidur yang cukup, jangan malah begadang terus ya!

6. Fokus pada merawat dan menjaga diri.
Orang-orang yang kuat secara mental akan menyayangi diri dan berusaha fleksibel dengan rutinitas baru. Misalnya karena gym ditutup, mereka dapat memilih opsi latihan lain sambil tetap menjaga jarak sosial, seperti berjalan atau melakukan yoga sendiri. Ataupun mencoba hal baru dan mendalami hobi baru. Tidak lupa tidur yang cukup, jangan malah begadang terus ya!